MAQOM ILMU


      Kelihatannya kedua putriku berbakat dibidang seni, yang satu suka mendengarkan musik dan menyanyi yang satu lagi berbakat menari dan menggambar. Dalam waktu satu setengah bulan ia bisa menguasai 6 buah tarian, latihan 2x seminggu, tidak rutin. 

Gambarnya juga bagus dan kreatif. Aku begitu antusias untuk memasukkan mereka ke sanggar lukis dan sanggar tari, agar bakatnya tersalurkan dengan baik dan potensinya tergali sempurna, begitu niatku. Bukan untuk ikut lomba-lomba atau "show off" dan penampilan tapi untuk melatih keseimbangan perkembangan otak kiri dan kanan mereka. Awalnya mereka mau kuajak, namun setelah tiba hari H mereka enggan, sudah tiga kali minggu berlalu, mereka tatap saja enggan, "manggaritieh" aku melihatnya. Namun tak apa, aku tak ingin memaksakan kehendak. Kuserahkan pilihan pada mereka.

Aku cepat-cepat introspeksi diri. Barangkali fitrah mereka sebagai anak-anak yang masih bersih itu yang menegurku. Ya, maqom ilmu itu harus segera kubaca ulang, kupahami, kurenungkan dan sesegera mungkin kuterapkan.

1. Ilmu Al Qur'an dan Sunnah
Fondasi pendidikan pertama yang harus diterima anak - tanpa diganggu oleh informasi lain adalah wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasulullah saw. Didalam proses ini kehebatan fitrah seorang anak, dipertemukan dan ditancapkan secara permanen dengan sumber kebenaran untuk semua ilmu, keterampilan, dan profesi, yaitu Alqur'an dan sunnah. Syarat terpenting dari proses ini adalah, saya sebagai ibu, dan tentu saja ayahnya, harus menjadi orang yang paling rajin membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al Qur'an. Semaksimal mungkin mengusahakan interaksi yang tinggi dengan Al qur'an dalam keseharian dengan suasana yang menyenangkan.

2. Ilmu Fardhu 'Ain
Terletak di maqom kedua yaitu ilmu fardu 'ain - semua ilmu yang wajib dimiliki yang akan menjadikan anak-anak kuat dalam memahami dan mengamalkan Alqur'an dan sunnah. Ilmu-ilmu itu antara lain Bahasa Arab, aqidah, umul Qur'an, hadist, fiqh, akhlaq, sirah dan lain-lain.

3. Fardhu Kifayah
Maqom ketiga yaitu jenis ilmu yang berguna untuk kemaslahatan masyarakat, namun tidak semua orang harus menguasainya, seperti ilmu kedokteran, ekonomi, politik, administrasi publik dan sebagainya.

4. Life Skill
Life skill menduduki urutan keempat, sebagai ikhtiar agar ia bisa memberi manfaat sebanyak mungkin kepada orang sekitarnya. Life skill/keterampilan hidup yang tentu saja seperti yang telah dituntunkan Rasulullah saw, beserta para sahabatnya, seperti:
  • Menjadi calon suami, ayah, istri, atau ibu yang hidup dan matinya untuk Islam.
  • Berkomunikasi-tekhnik, tekhnologi, dan penguasaan bahasa-bahasa.
  • Team work (kerjasama)
  • Berdagang atau berbisnis dari yang lokal sampai tingkat internasional
  • Administrasi
  • Jihad fisabilillah,dan
  • Kepemimpinan, dari tingkat terendah untuk diri sendiri, keluarga, sampai yang seluas mungkin.
Demikianlah, semoga dengannya anak-anakku bisa menghasilkan doa-doa yang berpotensi menyelematkan orang tuanya kelak dimasa-masa sulit di alam barzakh.

Tanah Mati, 17 Oktober 2011

Comments

  1. Anak-anak yang sholeh adalah pelita orang tuanya nanti di jaumul akhir...
    dan beruntunglah orang tuanya yang memiliki anak-anak yang sholeh dan sholeh

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING