Posts

KISAH MUHARRAM

Pernah kultulis di KISAH RAMADHAN (1) &(2) www.http://baiti-madrosati blogspot.com, kalau aku agak kesal dan kurang suka dengan anak-anak yang suka dan hobi sekali membaca Bobo on line.

RINGKAS ALA O IM

Kak fathimah menjabat sebagai cleaning manager di rumah mungil kami. Ia sering kesal dan ‘bete’ sama adiknya O im yang selalu ‘berantakin’ mainan. Kalau ia ingin main ia mengeluarkan seluruh isi box besarnya, terkadang yang dicarinya cuma sebuah tangan robot imut, tapi berantakannya ga ketulungan. RINGKAS MAINAN ternyata kuncinya saudara2…setelah mainan diringkas O im sudah pintar menyusun, merapikan dan meletakkan mainannya kembali ditempatnya.  Mainan diklasifikasi sesuai judulnya seperti robot2, mobil2an masak2an, lego2, puzzle dll. Masing2 disediakan boxnya dan disusun sedemikian rupa. Alhamdulillah… O im bisa.!!! Ternyata RINGKAS WORKS saudara-saudara !!! Anak2 tidak bisa merapikan kembali mainannya karena terkadang kita memberi perintah dan petunjuk yang ga jelas. Mau disusun dan dirapikan dimana tuh mainan, ga jelas, sehingga anak bingung dan membiarkan mainannya begitu saja setelah bermain.                                                                         

KISAH RAMADHAN (2)

Satu Lagi kisah tentang my kids Ramadhan yang spektakuler untukku. Inilah hadiah dari mereka untukku. Walaupun mereka tak pernah menyebutkannya itu hadiah tapi bagiku itu adalah hadiah.

KISAH RAMADHAN TANPA 'R'

    Ada tantangan menulis dari Isa Alamsyah tanpa mengikutsertakan huruf “R”. Sembari berlatih menulis dan memperkaya kosakata kutulis kisah ini, dan…… inilah kisahnya… “KISAH RAMADHAN TANPA ‘R” Yaa ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumushshiyamu kama kutiba ‘alalladzina minqqob likum la’allakum tattaquun

MENGHAFAL DI USIA DINI

Bundas,…..Menghafal diusia dini tidak ramah otak? Hati-hati ini bukan konsep Islam. Para salafussholeh mulai menghafal Alqur’an sejak usia dini. Allah Ta’ala juga menyuruh kita menghafal Alqur’an dan ilmu.

BUKAN PUTRI CINDERELLA

       Wanita berusia empat puluh tahunan itu mengayuh sepeda saban hari melintasi tiga kampung, menuju tempatnya mengajar disebuah lembaga pendidikan, yang baru naik daun. Dedikasi dan keikhlasannya patut mendapat acungan jempol. Wajahnya cerah penuh senyuman. Semangatnya juga menggebu. Rasa ingin tahu dan keinginannya untuk berbagi berbanding lurus dengan gairahnya untuk menuntut ilmu. Ia hampir tak pernah mengeluh walau beban kehidupan dan beban biaya sekolah anak-anak harus ikut ia tanggung. Tiga orang putrinya bersekolah di sekolah swasta, sekolah yang memberi penekanan pada pendidikan agama, tak lain tak bukan karena ia ingin memberikan pendidikan yang terbaik buat mereka. Wanita itu harus selalu bekerja keras,berusaha cerdas dan ikhlas demi mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk kelangsungan pendidikan anak-anaknya. Gaji bulanan dari tempatnya mengajar tidaklah seberapa, sangat jauh dari standar UMR ( Upah Minimum Regional). Ia harus bekerja cerdas mencari sum

HIDAYATULLAH UKHUWAH

Kalaulah beriman penduduk suatu kaum, maka Allah akan melimpahkan rahmat/rezki dari langit dan bumi.             Alangkah indahnya hidup dalam cahaya Islam. Wajah-wajah penuh senyuman. Ucapan salam bertebaran dimana-mana, dijalan, di warung, dirumah, di mesjid, dilapangan, dan dimana saja. Ibu-ibu, remaja putri, anak-anak perempuan, semuanya menutup aurat dengan jilbab yang rapi. Anak-anak rajin ke mesjid dan mushalla   untuk belajar Alqur'an. Azan selalu berkumandang setiap waktu shalat wajib tiba. Masjid-masjid penuh dengan jamaah. Bumi juga penuh berkah. Janji Allah memang pasti " Kalaulah beriman penduduk suatu kaum, maka Allah akan melimpahkan rahmat/rezki dari langit dan bumi. Kala itu durian berbuah melimpah. Durian Kuranji waktu itu sungguh terkenal enak. Harganyapun mahal. Manggis juga berbuah lebat sekali. Manggis dengan kualitas super dihargai dengan sangat tinggi perkilonya. Warga Kuranji hidup makmur. Peredaran uang meningkat. Daya beli masyarakat menjad