LIFE CYCLE OF IBU PROFESIONAL

Simpan tulisan Bunda Septi disini. Ditengah hebohnya persiapan menuju New Chapter Ibu Profesional 2020. Bahagia bisa menjadi bagian kecil dari setiap tahap perkembanganya dari awal sampai tahap ini sekarang. 

*Life Cycle Ibu Profesional*


Oleh : _Septi Peni Wulandani_

Sejatinya mengelola komunitas, mengelola keluarga dan mengelola diri sendiri adalah satu tarikan nafas.

Jika ada yang tidak seimbang, tidak selayaknya kita menyalahkan komunitas ataupun keluarga, sebelum kita sadar diri tentang bagaimana kualitas kita secara pribadi. 

Kadang kita memasuki fase euforia berlebihan di suatu komunitas  hingga ada yang merasa terabaikan di keluarga, bukan salah komunitasnya, karena bisa jadi reaksi tersebut akibat pelarian kita atau kita memang belum tahu bagaimana cara mengelola komunitas yg sebenarnya.

Demikian juga sebaliknya kadang kita merasa keluarga menyita banyak waktu kita di rumah, sehingga kita merasa "potensi diri kita" terabaikan. Bukan salah keluarga, itu hanya karena kita belum tahu ilmu mengelola keluarga saja dengan lebih baik. 

Jika urusan pribadi sudah selesai, maka seharusnya urusan keluarga, komunitas, usaha, akan sejalan. 

Itu rumus idealnya, dan bisa dijalankan dengan komitmen dan konsistensi dalam  jangka waktu lama. Saya saja secara pribadi perlu komitmen 8-10 tahun di ranah domestik baru masuk di ranah publik.  Karena saya sendirian, tidak punya teman, tidak  ada panduan ataupun formula dan tidak ada komunitas.

Pengalaman saya ini saya sharekan ke teman-teman di perkuliahan Ibu Profesional bukan untuk diduplikasi, melainkan untuk mendapatkan formula baru ala teman-teman. Ketika  kita belajar bareng, belajar dari pengalaman saya,  mestinya ada cara yang lebih baik lagi dan lebih cepat untuk selesai dengan diri sendiri.

Dengan adanya komunitas, ada banyak teman senasib, ada panduan dan ada formula, membuat para ibu dan calon ibu tidak harus menapaki jalan yang startnya  persis sama dengan saya. Bisa _Jump Starting_  dengan cara yang lebih indah. 

Ada yang bisa selesai dengan dirinya start dengan pendidikan anak, maka perdalam ilmu pendidikan anak, maka masuklah di selasar Institut Ibu Profesional dan selesaikan tahapan matrikulasi - bunda Shaleha.

Ada yang selesai dengan dirinya melalui aktualisasi diri, maka startnya  dengan masuk di kampung komunitas, ikuti tahapan orientasi - kebahagiaan
 berkomunitas.

Ada yang bisa selesai dengan dirinya melalui start dari sisi ekonomi, maka masuklah di Sejuta Cinta yang akan disupport juga oleh KIPMA. 

Dimanapun tempatnya, apapun pilihan belajarnya, semua akan dimulai dari ranah domestik. Domestik tidak hanya sekedar pekerjaan rumah dan mengelola keluarga. Domestik yang sejati adalah selesai dengan dirinya.

Selesai dengan dirinya ➡ selesai dengan keluarganya


Maka ketika kita berkomunitas dan ada yang tidak seimbang,  bereskan urusan di dalam dulu, yaitu urusan diri kita secara pribadi.

 *SIKLUS KEHIDUPAN*
Siklus kehidupan manusia : lahir - dewasa - matang - menua -mati. Hal ini sama dengan organisasi. Nah, jika organisasi mampu ditata dengan baik, maka organisasi akan mampu memperbaiki dirinya sendiri dengan sistem yang baik, tidak bergantung pada orang yang memegangnya.

Selama proses membangun sistem yang baik,  maka akan ada masa peralihan, kegelisahan,  ketidaksempurnaan, bahkan mungkin cacian dan makian, nggak papa itu fitrah,  yang terpenting adalah *sadar diri* untuk tetap menjaga kewarasan diri. 
_*Grenier Life Cycle Organization*_
Teori ini pernah disampaikan pak Dodik saat Leader Camp 2018. 

Larry Grenier, salah satu tokoh yang membuat siklus kehidupan organisasi, yang sering disebut dengan Grenier Business Model Growth.

Siklus ini berpatokan pada 2 hal yakni usia organisasi (muda - tua ), dan ukuran organisasi (banyak sedikitnya anggota yang terlibat).

Siklus ini membantu seseorang memahami apa saja yang terjadi dalam lingkup organisasi dan membantu menyusun strategi serta kebijakan berdasar kasus/krisis yang sedang dialami oleh organisasi tersebut. 
  
Grenier membagi siklus kehidupan organisasi menjadi 5 fase.
*Fase 1* :  *Growth through Creativity*

_Ciri_ : usia organisasi masih baru, anggota belum terlalu besar.

Fokusnya pada aktivitas bersama, yang penting kumpul-kumpul, berkreasi, bareng-bareng.
_Krisis yang muncul :_ Leadership crisis .

Pada fase ini, jika tidak ada 1 sosok yang menjadi pemimpin (memimpin) maka organisasi akan bubar dengan sendirinya.

Ibu Profesional masuk fase ini di tahun 2011-2015, fokus saya sebagai founder adalah di Institut Ibu Profesionalnya. Mulai dari kurikulum, metode pengajaran dll. Munculnya komunitas di setiap regional tumbuh organik, tidak direncanakan. Maka saya ijinkan mau bikin bentuk seperti apa saja, energi saya gunakan untuk membangun institut.


*Fase 2* : Growth through Direction

_Ciri_ : usia organisasi sudah bertumbuh 
Sudah mulai ada arahan dari pimpinan, sudah mulai ada pembagian tugas, struktur dan sebagainya (organization by function).

_Krisis yang muncul :_ Autonomy crisis. Pada fase ini  merasa ruang gerak dibatasi. Perlu otonomi supaya bisa berkembang, dan tidak bergantung pada satu orang saja. 

Ibu Profesional masuk fase ini di tahun 2015-2017 ketika muncul koordinator regional, koordinator fasil,  muncul admin WAG, muncul bendahara,  muncul ketua SC, ketua Rumbel dll. Semua tumbuh berdasarkan fungsi.

Perubahan :
Mulai dipikirkan perubahan, dari yang tadinya masuk komunitas, tinggal sign up saja di formulir online, atau tinggal datang ke rumah saya untuk offline.  Harus melalui fase *Matrikulasi*, orang-orang sudah nyaman dengan sistem lama mulai gelisah, banyak yang menolak perubahan.  Perubahan tetap harus dilakukan, karena menjaga komitmen  100 member, sangat berbeda dengan 10.000 member.
*Fase 3* : Growth through Delegation

_Ciri_ : usia organisasi makin bertumbuh, anggota yang makin bertambah. Mulai ada pendelegasian tugas dan wewenang ke setiap unit di bawah masing-masing leader. Ada pergeseran dari _organization by function_ menjadi  organization by product.. 
Setiap divisi/ unit memiliki tim masing-masing. 
Setiap unit bisa berkarya dan muncul banyak produk-produk baru hasil kreativitas. Founder lebih banyak fokus pada hal strategis dan kegiatan harian diserahkan pada para leader.

_Krisis yang muncul :_ Control crisis . 

Pada fase ini setiap unit merasa memiliki wewenang masing-masing, sehingga terkadang muncul _overlaping_, atau ribut karena merasa bukan wewenangnya. 

Ibu Profesional masuk fase ini di tahun 2017-2019, Institut Ibu Profesional memiliki leader dan organisasi sendiri. Komunitas memiliki leader dan organisasi sendiri. Sejuta Cinta memiliki leader dan organisasi sendiri. Muncul support lembaga yaitu KIPMA dan RCIP.

Perubahan :
Founder mulai memberikan kepercayaan kepada timnas, dan memberikan sinyal "Harus buat sistem dan lakukan perubahan", kalau tidak ada maka akan tergilas oleh jaman.

Institut mulai bedah kurikulum, dan update materi perkuliahan.

Komunitas mulai berbenah dengan kegiatan regionalnya.

RCIP mulai aktif dengan berbagai pelatihan non kurikulum.

Sejuta cinta memulai perubahan strategi pendampingan.

KIPMA mulai mengurus legalitas.

Dirumuskanlah *Code of Conduct* sebagai penjaga etika berkomunitas. Yang memiliki konflik kepentingan dalam berkomunitas mulai gelisah, secara alamiah pasti akan mundur. Di fase ini tanpa CoC yang kuat, komunitas bisa bubar. Alhamdulillah banyak leader yang memegang kuat CoC ini. Sehingga Ibu Profesional menjadi komunitas tersehat di saat dunia luar sedang mengalami kegaduhan. 

*October 2019- Desember 2019* kita sedang memasuki fase transisi dari fase 3- fase 4

Timnas berperan sebagai *Corpopreneur* mereka bukan orang yang melahirkan, tapi mereka berperan membesarkan dan meluaskan dampak secara global. 

Teman-teman timnas  mulai memasuki jaringan pertemanan dan network yang dibangun founder.  Mereka belajar banyak dari orang nomor 1. Mendapatkan konsultasi pendampingan manajemen oleh lembaga AT Kearney ( big 5 Consultant in the world) scr probono. Mendapatkan penguatan "System Change" dari Ashoka Foundation. Mendapatkan ilmu dan praktek langsung ttg Coaching dg Vanaya Institut. Mendapatkan pendampingan dari Facebook HQ dan Facebook Indonesia ttg komunitas dan leadership. Dan masih banyak lagi ruang belajar untuk timnas di fase ini.

Proses Belajar itu selaku diikuti perubahan. 

Karena prinsip kita adalah 
*BELAJAR - BERUBAH - BERKARYA - BERBAGI - BERDAMPAK*

Timnas ini sudah bersungguh-sungguh memikirkan komunitas agar memiliki sistem yang baik, mereka tidak asal-asalan. 

Maka tugas kita adalah bersabar dalam perubahan ini. 

Wheel structure yang digagas timnas belum pernah ada di organisasi manapun. 

Mereka ingin menjaga ruh komunitas dengan membuat Majelis Wali Amanah, mereka ingin bertanggung jawab akan amanah kepada Majelis Umum sebagai perwakilan member. 

Ini masa transisi, jangan buru-buru bereaksi. Kita akan bisa melihat hasil yang diperjuangkan timnas nanti saat komunitas ini masuk fase 4.

*Fase 4* : Growth through Coordination

_Ciri_ : usia organisasi makin bertumbuh, anggota makin bertambah banyak.

Mulai ada sebuah sistem yang mengatur organisasi. 

Koordinasi berjalan dengan baik melalui sebuah sistem, pun demikian halnya dalam pengambilan keputusan.

Organisasi mulai bertumbuh dan tertata rapi. 

_Krisis yang muncul :_
Pada fase ini mulai ada keluhan mengenai proses birokrasi yang panjang dan terkesan kaku. Perlu pembiasan, supaya organisasi tetap berjalan serta stop masa lalu. 


_Saya dan pak Dodik sebagai founder masih hidup, kamilah berdua yang akan berteriak paling keras apabila ada yang menggeser value komunitas_

*Selama kami diam, itu artinya ON TRACK*

Dan kami akan terus mengawal kerja timnas sampai masuk fase 5
*Fase 5* : Growth through Collaboration

_Ciri_ : usia makin matang, anggota makin bertambah.
Pada fase ini, anggota sudah tidak terlalu mempermasalahkan mengenai birokrasi, anggota sudah memahami pentingnya birokrasi. Sehingga fokus pada kolaborasi.

------------------------
Tanah Mati, 1 November 2019
compiled by Betty Arianti

Comments

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING