KISAH BERSAMBUNG

Tantangan berkisah  hari ini beda dari hari hari sebelumnya. Kali ini kisah diawali oleh kak Fathimah. Next, Uni Aisyah mengedit kisah itu tapi tetap dalam tema yang sama . Mereka berkisah dihadapan ummi dan Oim. Setelah selesai berkisah mereka menuliskan script nya sebagai berikut.


Fathimah's Story


     Annie baru saja selesai makan siang, ia menghempaskan tubuhnya ke sofa. "Ngapain,ya?" gumamnya. Tidak ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, rumah bersih, Mama, Papa dan Rei pergi kondangan, tinggal ia dengan Jema. "Aha!" Annie melompat dari sofa, memasang sendal lalu pergi keluar melihat kotak pos.  
    Ada delapan pos!, tiga brosur tentang iklan-iklan, dua untuk Papa, satu untuk Jema dari sahabat penanya dan... untuknya!
    Annie membuka amplop itu, Birthday card invitation! 



     Annie membaca card itu berkali-kali, lalu di tegur kak Jema, Ngapain berdiri lama banget disana?, oh, baca surat, dari siapa?.
     "I've got this card, what do you think?" Annie menyodorkan card itu "Hmm, siapa Kayla?" tanya Jema,  Annie mengangkat bahu "Nggak tau" Annie menggeleng "Alamatnya lumayan jauh sih, kamu yakin nggak kenal?" tanya kak Jema lagi, "Iya, gimana kalau kita kesana aja?, lagian dia nulis nama aku, tuh kak, yaa?" ujar Annie "Iya, iya, tapi tanya Mama dulu," kak Jema menaruh card itu "besok kan?" sambungnya Annie mengangguk.
     
     Annie bersiap-siap ke acara ulang tahun itu, setelah diizinkan Mama, tentu saja, walaupun awalnya Mama ragu-ragu dan tidak memperbolehkan, karena tidak tahu siapa pengirimnya, siapa yang ulang tahun, bahkan rumahnya. Annie meyakinkan Mama baik-baik saja (red=memaksa;P)
     
     "Annie, coba tanya dulu gih," suruh Jema, mereka sudah memutari perumahan-perumahan selama setangah jam. 
     "Excuse me, kamu tahu alamat rumah ini nggak?" tanya Annie, pada gadis yang kira-kira seumuran dengannya, ia menggeleng cepat "Maaf" ujarnya berlari ke dalam rumah lalu menutup pintunya rapat-rapat. 
     "Hello?, that's weird, tanya ke orang lain aja deh kak" Annie mengangkat bahu.
     Jema memarkir motor di depan rumah mewah, menurutnya, ini adalah rumah yang dituliskan di alamat. Pagarnya menjulang tinggi, sekitar tiga meter, bercat putih berkilat, sepertinya selalu di bersihkan. "Are you sure, kak?" tanya Annie, Jema melotot tatapannya seperti kamu-tadi-ngotot-kesini-kan?.
     Annie memencet bel, beberapa detik kemudian, datang seorang paruh baya, ia tampak kaget kedatangan tamu dua gadis. "Kalian siapa?" tanya beliau singkat "Kami.. kami mencari Kayla, bibi, apakah ini rumah Kayla?" tanya Annie sopan, mimik wajah beliau lebih kaget lagi, ia menatap tajam Annie dan Jema. 
     "Kalian, masuk" 
     Annie menceritakan bagaimana ia mendapatkan bday card itu. "Jadi..." bibi memulai ceritanya "Ada seorang anak yang berumur sembilan tahun, ia broken home, Mom dan Dad nya berpisah sejak ia berumur enam tahun,"
     "Tiga tahun yang lalu, ia merayakan ulang tahunnya yang ke sembilan tahun lengkap bersama orang tuanya, keluarga besarnya, teman-temannya..."
     "Kemudian, seperti biasa, setelah selesai meniup lilin, memotong kue, lilin pun dipindahkan ke atas piring" entah kenapa Annie merasakan bulu kuduknya berdiri,  ia merinding.
     "Tetapi lilin itu terjatuh dan menggelinding ke arah gorden, ternyata lilin itu belum mati dengan sempurna, dan kemudian membakar rumah itu dengan sempurna, tak ada yang tersisa, terlalu telat untuk memadamkan api, semua orang selamat, kecuali..." bibi itu berhenti, menghela napas pelan. 
     Annie dan Jema saling menatap, pikiran mereka sama. Anak itu. Kemudian Jema menatap dengan tatapan ayo-pergi-saja-dari-sini!
     "Anak itu meninggal, jasadnya tidak di temukan... ia bernama Kayla" bibi itu menatap Annie-Jema tajam. Horor. Menusuk. Entah kenapa. 
     Annie memalingkan pandangannya dari wajah bibi itu, ia menatap pintu rumah yang terbuka "Tapi bagaimana bisa undangan ini tiba di kotak suratku dan namaku tertulis disini?!, disini juga tertulis bahwa ia ulang tahun yang kesebalas!, ia meninggal saat berumur sembilan tahun kan?!"  
     Bibi itu berdiri, yang tadinya ia memakai daster berubah menjadi jubah hitam compang, matanya merah, kukunya menjadi panjang berwarna hitam, giginya tajam dan kuning menjijikkan, pandangan Annie kabur, Jema menghilang, tinggal ia dengan bibi itu, di sebuah tempat yang kelam, hitam. Annie berteriak sekuat tenaga. 
     
*****
     "Annie!, tolong periksa kotak surat, sepertinya ada tukang pos sebentar ini, hei, kamu kok berkeringat begini?, tanganmu dingin lagi, mimpi ya?" Jema mengguncang tubuh Annie, Annie mengangguk pelan butuh beberapa detik untuk berkonsentrasi lagi, hah?. 
    "Ini mimpi!" teriak Annie "Huft, syukurlah, tadi itu, benar-benar..." 
     "So creepy?" ujar Jema, Annie mengangguk lagi. "Eh, kakak suruh aku ngapain tadi?, mm, kakak aja ya?," Jema mangangkat bahu mengangguk, ia berjalan keluar. 
     
    "Annie! siapa Kayla? ia mengundangmu acara ulang tahun, kartunya cantik" seru Jema
    Annie tersentak, ia melihat seorang anak berdiri dijendela, bergaun kuning, memegang balon merah, tersenyum padanya....
    Annie menjerit.
     
Aisyah's Story

(Sayang sekali Aisyah sudah menulis panjang sekali kisahnya, tetapi listrik padam mendadak. aisyah belum men-savenya, hiks)
#day1o
#level10
#grabyourimagination

Comments

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING