7 TIPS KOMPOS ANTI REPOT

Alhamdulillah..... aku panen lagi kawan! Wuaaah, senangnya kalau sudah panen (jingkrak...jingkrak :) Ah cuma panen  kompos doang senangnya minta ampun. Apalagi panen yang lain. Yach,...begitulah. 

Siapa yang tidak senang kawan, kompos itu menghasilkan yang hijau hijau ini.






Hijau hijau enak dipandang, sejuk dimata, dan segar di mulut. Hijau hijau juga warna surga bukan? Hasil kebun mungil ini memang belum seberapa kawan, but cukup lumayanlah buat "panumbok numbok" yang kurang di dapur:)

Sadar kompos berawal dari sadar sampah kawan.  Tulisan saya terkait sampah menyampah bisa dibaca disinidisini dan disini. Bagi saya pribadi sadar sampah dan sadar kompos prosesnya puanjang lho. Perlu pendidikan yang lama, dan perlu melewati beragam ujian. 


Suami saya yang well organized mendidik saya dalam waktu yang lama dengan caranya yang spesial, yang terkadang sulit saya mengerti (hi hi peace Da). Beliau tega mendiamkan saya berhari hari, dan pasang wajah dingin hanya karena masalah sampah. Saya juga pernah terbaring menemani tempat tidur dalam waktu yang lumayan lama buat saya yang terbiasa mempunyai mobilitas tinggi. Setelah reingkarnasi baru deh sadar, he he. Baru mulai bikin kompos, mulai menanam sayur organik, mulai belajar hal hal yang berhubungan dengan tanam menanam. 


Anak-anak alhamdulillah juga ikut belajar dan mengikuti. Mulai dari memilah sampah sampai ikut jadwal berkebun satu jam di Jumat pagi. Bahkan si bungsu O im sudah bisa mengingatkan teman-teman dan para sepupunya yang datang bermain untuk menaruh sampah organik, sampah kertas dan sampah plastik di tempat yang tepat.


Kalau sampah yang berikut ini adalah hadiah buat pemulung. Walaupun sudah diwanti wanti untuk tidak menggunakan dan mengkonsumsi air minuman gelas dan botol sekali pakai, tetap aja ada yang belum mengikuti himbauan tersebut. Maklum kalau kita selalu berhadapan dengan banyak orang.


Nah, kawan mesti coba dulu membuat kompos dengan tips mudah anti repot berikut ini, baru akan merasakan sensasi senangnya saat panen.
  1. Siapkan kardus bekas yang tebal atau ember-ember sebagai media kompos. Kalau saya pakai ember-ember jelek.
  2. Isi dasar ember dengan tanah.
  3. Masukkan sampah organik seperti kulit buah, sisa potongan sayur, kulit bawang, sisa makanan dll.
  4. Kalau kawan lagi rajin silahkan potong potong sampah yang besar menjadi potongan yang agak kecil agar mudah terurai. 
  5. Tutup sampah tersebut dengan tanah secukupnya. Kalau saya tanahnya dihemat-hematin karena ngambilnya jauh (he he)
  6. Begitu seterusnya, kalau ada sampah setiap hari, sampai ember penuh.

7. Udah gitu aja, gampang kan? Biarkan..... eee tau-tau lebih kurang dua bulan,     panen deh.:)


Keluarkan isi ember dan biarkan dulu ditempat terbuka beberapa hari. Selanjutnya campur kompos dengan tanah dan sekam. Expert bilang ukurannya 1:3, kalau saya kira kira aja secukupnya karena tanah susah ngambilnya :)
Terakhir masukkan ke pot dan siap ditanami.


Selamat mencoba kawan! :)


----------------------
Tanah Mati, 9 Januari 2017
Betty, Sang Pembelajar

Comments

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING