RESUME KULWAP ALA NI BET

    #kulwap koordinator

     Seandainya boleh memilih cara belajar on line yang saya sukai di Ibu Profesional, maka saya akan memilih webinar daripada kulwap. Belajar dengan webinar itu gue banget lho (curhat nih ye??.) Maklum, saya adalah produk sekolah konvensional dan sudah puluhan tahun nyaman dengan cara itu.


     Di webinar bu Septi/nara sumber menjelaskan, kemudian saya mendengar penjelasan sembari mencatat hal-hal yang menurut saya penting dengan tulisan dan gaya saya.
     Diakhir penjelasan ada sesi tanya jawab. Kalau ada hal-hal yang meragukan atau kurang jelas saya bisa bertanya atau hanya menyimak pertanyaan teman-teman lain sembari memetik manfaatnya.
    Jadwal kuliah webinar juga teratur sekali seminggu, so saya bisa mengatur jadwal kegiatan yang lain dengan baik.
     Namun, ternyata untuk tetap bisa belajar di Ibu Profesional, yang memang telah terbukti banyak manfaatnya, saya tidak bisa hanya bertahan dengan suasana belajar "nyaman" saya. 
     Saya harus ikut sistem belajar di Ibu Profesional. Dari webinar menuju kulwap. I love to learn friends, so I learn how to learn. Zaman berubah dan akan terus berubah. Demikian pula dengan cara belajar di Ibu Profesional akan terus dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Kalau saya tak mau ketinggalan maka saya mesti terus belajar cara belajarnya.
     Belajar dengan kulwap?That's the challenge. Saya harus bisa menyelesaikan tantangannya. Walaupun sebenarnya saya kurang nyaman dengan membaca penjelasan nara sumber di smartphone yang tulisannya sangat imut dimata saya. Kalau membaca saya lebih suka buku "nyata" ketimbang bacaan di gadget sehingga saya bisa corat-coret, kasih kumis dan jenggot warna-warni dimana-mana (hehe...)
     Apalagi saat mau komen atau bertanya di kulwap, jempol saya masih buta huruf (xixixi.) Seringkali salah nyentuh huruf, sehingga butuh waktu lama untuk koreksi dan nulis lagi.
     Dua bulan berlatih dengan metode kulwap, saya masih tertatih dan sering keteteran dengan notif yang ratusan perhari... The next alhamdulillah saya temukan juga pola dan mulai nyaman dengan kulwap ini.
     Ooooow wait.......the next challenge is coming up. Metode kulwap berganti lagi.Biasanya narasumber yang memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan para peserta, kini narasumber yang bertanya dan peserta yang menjawab pertanyaan. Pada simulasi kulwap metode baru "grup koordinator", keterampilan bertanya beroleh tantangan hebat. Bu Septi pandai sekali merangsang intelectual curiosity peserta, sehingga dengan model kulwap yang baru peserta mesti bertanya dengan 5W + 1H
contoh 
- What : Apa yang mesti saya latih dengan model kulwap yang baru ini?
- Where : Dimana saya bisa berlatih model kulwap baru ini?
- Which one : Yang mana grup kulwap yang mesti saya prioritaskan?
- When : Kapan saya bisa berlatih metode kulwap ini (?)
- Who : Dengan siapa saya bisa berlatih kulwap baru ini?
- How : Bagaimana caranya agar saya bisa berhasil belajar dengan kulwap ini?
    Selanjutnya dipancing creative imagination dengan high question
- Mengapa model kulwap diganti?
- Mengapa tidak memakai model kulwap yang lama saja?
- Bagaimana jika saya tidak dinamis dengan model kulwap IP?
     Sehingga memunculkan art of discovery and invention dan menghasilkan gagasan baru, ide baru dari pertanyaan.
     Terakhir, noble attitude yakni membagikan ilmu yang didapat dari proses belajar dan berfikir dengan membuat resume free, sesuai dengan pembelajaran dan pengalaman belajar yang diperoleh. Jadi bukan seperti biasa dimana resume kuliah diambil dari penjelasan narasumber ditambah dengan pertanyaan peserta dan jawaban narasumber.
    Kulwap model baru ini ternyata sungguh seru, tak ada peserta yang ngantuk atau yang jadi silent reader. Semua peserta terpanggil untuk turut aktif menggerakkan jempol. Bravo 4 all!

Comments

  1. Ni bet keren learn how to learn. Sebenarnya kita senasib. Dulu saya paling nggak suka dg model kulwapp. Menurut saya monoton, dan ribet krn efek jari yg semua jempol hehe. Jadi salah ketik terus. Berikutnya muncul high order question:
    a. Mengapa kulwapp itu monoton?
    b. Mengapa tidak kita buat jadi dinamis?
    c. Bagaimana jika kita ubah model kulwappnya, membuat seluruh peserta aktif?
    Muncullah art of discovery and invention model kulwapp baru kita ini. Terus semangat belajar ya ni bet.

    ReplyDelete
  2. Ni bet keren learn how to learn. Sebenarnya kita senasib. Dulu saya paling nggak suka dg model kulwapp. Menurut saya monoton, dan ribet krn efek jari yg semua jempol hehe. Jadi salah ketik terus. Berikutnya muncul high order question:
    a. Mengapa kulwapp itu monoton?
    b. Mengapa tidak kita buat jadi dinamis?
    c. Bagaimana jika kita ubah model kulwappnya, membuat seluruh peserta aktif?
    Muncullah art of discovery and invention model kulwapp baru kita ini. Terus semangat belajar ya ni bet.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Ya bu tambah semangat insyaAllah,...
    Efek pengaliran semangat dari ibu juga nih...Bu Septi memang keren! Selalu dinamis n kaya dengan gagasan2 baru!

    ReplyDelete
  5. Semoga selalu bersemangat juga dan istiqomah disini

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING