LOVE LETTER


Love  letter to my brother                     Tanah Mati, September 2012
Assalamualaikum wr wb.
Dear my beloved brother,

Segala puji bagi Allah Yang maha Kaya, Pemilik dan Penguasa langit dan  bumi, Yang Maha mengabulkaan segala pinta hamba-Nya yang memohon. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah saw, pemenang dalam segala aspek kehidupan dunia dan akhirat. Semoga kita senantiasa bisa mencontohnya.
Bagaimana kabar mc omi sekeluarga? Uni doakan semoga semuanya selalu sehat walafiat dan selalu berada dalam lindungan Allah Ta’ala. Wah jadi merinduu nih...Maaf ya suratnya baru kelar ...
Btw, Apa kebutuhan yang sangat mendesak sekarang? Finansial? Memang tak dapat dipungkiri hidup zaman sekarang tak bisa jauh-jauh dari hal yang berhubungan dengan finansial dan tak mungkin juga kita tak pegang uang. Apalagi sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Hari demi hari anak-anak tumbuh semakin besar, dan kebutuhannya terus meningkat. Tak lama lagi kebutuhan untuk sekolah dengan segala tetek bengeknya juga akan mendesak.
Mi....Mencari rezki melalui profesi yang disenangi memang sangat bagus sekali. Sembari menyalurkan hobi, bisa menghasilkan rupiah demi rupiah. Tentulah itu merupakan suatu keberuntungan yang besar.
Mencoba dan memulai hal yang baru butuh perjuangan dan nyali yang besar. Untuk keluar dari “zona aman” memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit. Namun uni yakin Romi bisa melakukannya, karena Romi adalah pria sejati, qowwam bagi wanita, pemimpin bagi diri sendiri dan istri tercinta, teladan bagi anak-anak dan ponakan semua....
So, what? and How?
Allah Yang Maha Bijaksana, Sang Maha Penabur rezeki, telah mengajarkan  metode mencari rezeki bagi hamba-Nya yang berakal.
Ada sepasang bidadari yang selalu menyertaimu. Alhamdulillah Romi telah dan masih mempunyai sepasang bidadari tersebut. Alangkah bijaksananya menomorsatukan sepasang bidadari  tersebut karena percepatan perolehan rezeki dengan izin Allah akan terjadi lewat mereka...
Lantas siapa sepasang bidadari itu?
Bidadari pertama adalah ibu kita, Mama Tercinta.
Bidadari cantik dengan sosok tinggi, berkulit putih bersih. Bidadari, pekerja keras, yang tiada pernah lelah berusaha mencari rezeki siang dan malam. Bidadari yang telah terbiasa sedari kanak-kanak “mencari uang” untuk memenuhi keinginannya yang tak mungkin terpenuhi oleh Apak dan Amak, karena kemiskinan yang mendera. Kebiasaan itu terbawa sampai bidadari itu remaja bahkan sampai berumah tangga.
Kini usia senjapun yang tak dapat terelakkan telah menjelang, badan sudah sakit-sakitan, stamina sudah jauh menurun, tenaga sudah jauh berkurang, mata sudah mulai kurang awas. Namun beliau tak pernah menyerah. Tak ada lagi yang semestinya beliau biayai. Beliau telah berhasil  menghantarkan semua putra putrinya menjadi sarjana. Mestinya beliau sudah istirahat, menikmati hari tua dengan bahagia...
Bidadari mandiri yang tak pernah hendak meminta. Bidadari yang selalu berusaha dengan tetesan keringatnya sendiri, dengan “tulang 8 korek” nan perkasa karunia Allah Azza wa Jalla. Bidadari yang sudah begitu kenyang dengan penderitaan batin yang melanda.
Bidadari mahir yang serba bisa. Bidadari yang piawai dalam memasak  “apa saja” mulai dari pastry –bolu, cake, cookies, kue pengantin, samba – goreng, gulai, pindang, soup, soto, rendang, dendeng, sompodeh, sambalado dst. Masakannya selalu enak dilidah baik porsi  kecil untuk Rumah tangga, maupun porsi besar untuk barolek, bahkan porsi jual untuk bisnis.
Bidadari yang juga jago berbisnis. Jiwa enterpreneur sudah  mendarah daging dalam tubuh beliau. Berbagai bisnis telah beliau lakoni, jualan kelontong, kedai kopi, garendong sayuran, jualan goreng, warung makan, jualan kue, tukang jahit, bertani, beternak dst.
Bidadari sholehah yang rajin shalat, rajin mengaji. Sang pembelajar sejati yang tak pernah lelah dan menyerah untuk “sekolah”, rajin bertanya, suka membaca, rajin mencatat, dan rajin mendatangi majelis ilmu.
Walaupun dari pihak keluarga, pendidikan formal beliau terbilang paling rendah diantara adik-adik beliau semuanya yang sarjana, namun ilmu dan keterampilan beliau dalam “hidup” mengungguli para etek semua, bahkan beliaulah yang pertama kali menunaikan ibadah haji. 
Bidadari cantik yang juga pintar berdandan, padu-padan warna pilihan beliau selalu “matching”. Pilihan model dan motifnya juga elok dipandang.
Bidadari dermawan yang hatinya mudah tersentuh untuk berderma kepada siapa saja yang membutuhkan.
Bidadari yang suka menolong, tak pernah absen dan pamrih menolong siapapun yang “brolek”, menolong dengan penuh tanggung jawab seperti bekerja dirumah sendiri, seakan-akan beliaulah yang punya olek..
Fabiayyi alaa irobbikuma tukazziban? Tak cukup kata-kata untuk menggambarkan sosok beliau yang serba bisa. Belum ada kita, anak-anaknya, yang bisa menyamai beliau dalam hal apapun. Sang superwoman n wonderwoman in our life.
Mii, itulah sosok bidadari istimewa yang  mesti kita utamakan dalam hal apapun. Keinginannya mesti lebih dulu kita penuhi daripada mementingkan ego kita.
Nah sekarang..... keinginan beliau untuk Romi apa? Menurut beliau Romi itu sebaiknya “berusaha” dalam bidang apa? Romi seharusnya bagaimana? Penuhi dulu keinginan beliau, niscaya keinginan Romi menyalurkan hobi dan bekerja sesuai dengan ilmu yang dituntut dan profesi yang disenangi nanti juga akan terwujud, yakinlah! Why?
Doa orang tua jauh lebih bersayap dari doa kita. Kalau “usaha” kita sesuai dengan keinginan beliau, pasti hati beliau lebih senang, beliau akan berdoa lebih sungguh-sungguh, dan lebih khusyuk. Doa beliau akan menjadi perisai langit yang menggetarkan ‘arasy.
Keridhoan Allah Yang Maha Kuasa tergantung kepada ridho orang tua (mungkin ini yang belum kita dapatkan sehingga rezeki kita sering seret). Ingat! Berbakti kepada orang tua akan menguak langit dan memanggil rezeki. Orang tua akan membuat rezeki kita, benar-benar tercurah. Berbakti pada orang tua tak akan pernah sia-sia. Kalau kita bisa membuat sang bidadari tersenyum, maka Allah Sang Maha Pemberi akan membalas dan mengulurkan tangan-Nya.
Orang tua selalu berdoa untuk kita. Itu pasti! Namun cukup sulit meminta orang tua berdoa sesuai dengan keinginan kita, kalau beliau kurang berkenan karena kurang selaras dengan keinginan mereka.
Renungkanlah! Dan laksanakanlah apa yang mesti dilakukan! Segera! Mumpung beliau masih hidup. Ketika kita masih bisa berdialog dan berkomunikasi langsung dengan beliau. Kita tak pernah tahu, kapan kematian kan datang menjemput. Jangan biarkan diri kita menyesal karena terlambat.
Adapun bidadari kedua adalah belahan hati dan jiwamu. Wanita pujaanmu.  Bidadari jelita yang setia dan patuh padamu. Bidadari cantik yang bersedia selalu berada disampingmu dikala susah. Bidadari yang menerimamu apa adanya, tak banyak keluh dari lisannya, tak banyak tuntutan yang diharapnya. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan?
Pilihannmu untuk menikah sudah sangat tepat sekali. Menikah berkolerasi positif dengan rezeki. Menikah itu dapat membuka pintu-pintu rezeki. Pendampingmu sangat besar peranannya dalam hal ini. Ketika seorang pria berhasil, maka ada seorang wanita yang mendampinginya, dan wanita itu adalah istrinya.
Nah sekarang ambillah suatu pilihan, bermimpilah, pantaskan diri untuk meraih mimpi itu. Jaga dan dirikan ibadah wajib dengan benar, kerjakan shalat dhuha, shalat untuk membuka dan melapangkan rezeki, tingkatkan sedekah. Kemudian tetapkan dengan jelas kapan –mimpi-- itu kan diraih. Sebaik-baik impian adalah impian yang diiringi dengan “action”, kecepatan, keyakinan, pembelajaran, kepercayaan dan keikhlashan.
Udah dulu ya, mudah-mudahan tulisan kecil ini turut berperan dalam mengubah nasib dan menambah rezeki, agar kita bisa lebih bermanfaat bagi keluarga, orang tua, dan sesama. Terakhir uni mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan, atau terkesan sangat menggurui. Salam taragak untuk tersayang Jingga n Miysha.
Wassalamualaikum wr wb.
Love n Hug
Your sister
                                                           

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING