Cerita Seru IIP Pyk-LK



“KULIAH UMUM PERDANA”
Ahad,28 April 2013



Allahumma lakalhamdu, ilaikalmusytaka wa antalmusta’an,
wa laa haula wala quwwata illa billahi aliyil ‘adhiim.

Tiada kata yang pantas diucapkan selain syukur kepada Allah.
Atas izin-Nyalah IIP bisa hadir di Payakumbuh.
Bukankah ketika kita bersyukur Allah telah menjajikan
akan menambah nikmatNya? Semoga...
Siapa sangka yang awalnya cuma sendirian, bisa jadi sebanyak ini IIP Payakumbuh-LK

SMK 2 Payakumbuh berdiri megah dan kokoh dengan gedung-gedung yang baru saja direhab. Pohon-pohon pelindung nan rindang yang ditanam mengelilingi gedung membuat suasana begitu sejuk. Jam masih menunjukkan pukul 06:30 pagi. Titik-titik embun masih membasahi dedaunan. Kicauan burung-burung yang meningkahi pepohonan seakan menyambut kedatangan satu persatu panitia kuliah umum pagi itu. Panitia memang sepakat untuk datang lebih awal demi menyukseskan acara nan istimewa ini. Padahal kemarennya panitia juga baru pulang tatkala waktu magrib hampir menjelang. Bahkan ukhti Rahma sebelum jam 06.00 pagi sudah mulai menjelajah demi melengkapi kursi tamu utama  yang ternyata masih kurang. ((saluuut deh dengan kerja keras panitia, Aku bersyukur dikumpulkan dengan bunda-bunda hebat ini, bekerja tanpa pamrih dan berharap balasan, bahkan mesti tetap berbayar seperti peserta lain untuk bisa ikut kuliah umum ini, semoga kedepannya kita bisa memberikan solusi dengan cara yang lebih bijak yach!)).   

Jam 07:30 peserta dan para undangan sudah mulai berdatangan, panitiapun sudah siap di posnya masing-masing seperti seksi perlengkapan, seksi tamu, seksi konsumsi, seksi bazaar, seksi acara, seksi dokumentasi, dan seksi sibuk lainnya. Tepat jam 08.30 ibu Henny Riza Pahlevi, istri walikota Payakumbuh, beserta rombonganpun telah memasuki ruangan. Halad Hulwana yang bertindak selaku MC langsung stand by memulai acara. Diawali dengan pembacaan wahyu Ilahi beserta  sari tilawahnya. Acara dilanjutkan dengan pelantikan pengurus IIP Payakumbuh-Lima Puluh Kota ditandai dengan penyematan pin Ibu Profesional oleh ibu Septi Peni wulandani, founder Institut Ibu Profesional, kepada Betty Arianti (ketua),Rahmawati (wakil ketua),Mardhiah Hayati (sekretaris), Nengsi (wakil sekretaris), Yulia Melda Sari (Bendahara), Teti Elfira (wakil bendahara) serta Carmelita (divisi on line).

Selanjutnya, kata sambutan dari ketua IIP Payakumbuh-LK oleh Uni Betty Arianti (Ni Bet). Kehadiran Institut Ibu Profesional di Payakumbuh dan Lima Puluh Kota berawal dari pertemuan Ni Bet  dengan founder Intitut Ibu Profesional Bu Septi Peni Wulandani di dunia maya lewat facebook dan website www ibuprofesional.com. Pada waktu  milad pertama Ibu Profesional yang diadakan digedung @america Jakarta Ni Bet diundang hadir karena merupakan salah seorang kontributor di buku perdana Ibu Profesional, Hei Ini Aku Ibu Profesional. Alhamdulillah Allah izinkan bertemu langsung dengan Bu Septi dan ibu ibu pembelajar lainnya yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dan negara lainnya lewat teleconfrence.

Hasrat berbagi dan keinginan yang menggelora agar semakin banyak para ibu yang terjangkiti “virus kebaikan” ibu profesional, maka dimulailah merintis IIP Payakumbuh- Lima Puluh Kota. Karena sungguh banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari Institut Ibu Profesional ini.


Tanggal 3 Maret 2013 diadakan pertemuan perdana dalam rangka sosialisasi IIP (Institut Ibu Profesional) dan  rencana pendirian IIP Payakumbuh Lima Puluh Kota. Teman teman hanya diundang lewat SMS dan diajak langsung face to face pada waktu itu. Alhamdulillah rapat perdana dihadiri oleh lebih dari 40 orang ibu yang semuanya antusias dan  semangat untuk mendukung kehadiran IIP di Payakumbuh LK. Pada waktu itu dibentuklah kepengurusan IIP Payakumbuh-LK dan juga pembentukan panitia kuliah umum perdana.

Perjuangan behind the scene berbuah indah, Ahad 28 april 2013, acara kuliah umum perdana Institut Ibu Profesional Payakumbuh Lima Puluh Kota sukses digelar. Acara ini dapat terselenggara juga berkat  adanya kolaborasi nan cantik, dan sinergi nan indah antara Institut Ibu Profesional Payakumbuh-Lima Puluh Kota dengan Komunitas Jarimatika Payakumbuh. Acara yang sedianya akan digarap sendiri-sendiri, alhamdulillah akhirnya disepakati menjadi sebuah sinergi apik karena dengan bersatu niscaya banyak kekuatan dan kelebihan yang bisa dihimpun.Toh pioner dan foundernya sama-sama Bu Septi. Maka jadilah kuliah umum perdana menjadi dua sesi, sesi pertama “How to be a Professional Mother dan sesi kedua “How to be a Professional Teacher”

Acara dilanjutkan dengan pelantikan pengurus IIP Payakumbuh-Lima Puluh Kota ditandai dengan penyematan pin Ibu Profesional oleh ibu Septi Peni Wulandani, founder Institut Ibu Profesional, kepada Betty Arianti (ketua),Rahmawati (wakil ketua),Mardhiah Hayati (sekretaris), Nengsi (wakil sekretaris), Yulia Melda Sari (Bendahara), Teti Elfira (wakil bendahara) serta Carmelita (divisi on line).


Banyak pihak yang turut andil dalam proses kelahiran IIP Payaliko ini. Bu Septi Peni Wulandani yang paling berjasa. Beliau langsung memberi tanggapan positif dan memberi bimbingan atas keinginan dan cita-cita besar para ibu untuk keluarga Payakumbuh -Lima Puluh Kota.

Ibu Henny Riza Pahlevi, sebagai ketua PKK kotamadya Payakumbuh juga langsung mendukung kehadiran IIP Payakumbuh- LK, baik secara moril maupun materil. Banyak diskusi behind the scene yang intinya sangat menguatkan pribadi ini. Beliau juga berkenan membuka acara Kuliah Umum Perdana IIP Payakumbuh-LK secara resmi, dan mendukung berbagai kegiatan yang diselenggarakan setelah itu. Bahkan beberapa kali kegiatan kuliah rutin diadakan di rumah kediaman beliau.


Seluruh pengurus ibu profesional Payakumbuh-Lima puluh Kota, seluruh panitia kuliah umum perdana yang telah mengurus dari hal yang besar sampai hal yang sekecil-kecilnya, sehingga acara bisa diadakan. Ada Ni Dewi Puspita Thalib, Ni Hilmayetti (almh), Kak Butet Siregar, Ni Desna Murni, Yurnida, Silvia Betty, Ni Esti Suvia, Rahmaini, Leli Jayanti, Hilda Puspita, Darlen, Murni, Rima, Halad Hulwana, ni Misa Elvia, ni Fitri Nefrita, dan seterusnya. Ada banyak lagi teman teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu..

Adapun peserta yang hadir pada Kuliah Umum Perdana ini berjumlah lebih kurang 600 orang yang datang dari kotamadya Payakumbuh, Kab Lima Puluh Kota, Bukittinggi, Pasaman, Pariaman, Sawahlunto, Padang dan berbagai daerah lainnya di Sumatera Barat.

Semoga dengan Kuliah Umum Perdana ini semua bisa sama-sama memetik hikmah, mengambil pelajaran, merajut makna  untuk selanjutnya bisa menebar manfaat terutama didalam keluarga masing-masing. Mudah-mudahan pertemuan ini barokah, bertambah kebaikan demi kebaikan.
    
     



“HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER”

Tibalah acara puncak, dengan dipandu Uni Fonike Cornelia yang bertindak selaku moderator. Inilah waktu yang telah lama ditunggu-tunggu. Wejangan dari sang guru yang dirindui kehadirannya, yang dinanti kedatangannya. Sang guru yang penuh kharisma Bu Septi Peni Wulandani. Beliau tampil bersahaja namun kelihatan sangat anggun dengan balutan baju kurung hijau dipadankan dengan rok batik bermotif kembang dengan jilbab warna senada (warna kebangsaankuuu,........... launul jannah).

Beliau memulai dengan yel-yel ibu profesional dan menyampaikan tentang makna dan filosofi masing-masing itemnya.

 “Check sound”...............hu ha, dengan suara perut. Mulai segala aktifitas dengan pernafasan perut, niscaya tidak akan segera capek.

“What’s your problem?..................... No problem!”

“What? ............................. Challenge!”

“Protect your self !......................cancel, cancel, go away!

Ibu Profesional? .................huuuuuu yeess!

Langkah yang dilakukan Bu Septi untuk menjadi Ibu profesional antara lain;




  • Membuat kartu nama
  • Belajar, belajar dan terus belajar tentang peningkatan kualitas diri, anak dan pengelolaan Rumah tangga.
  • Menggantungkan daster dan menggantinya dengan pakaian rapi dan wangi, dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam layaknya mau ‘pergi keluar’ walaupun hanya bekerja di dalam rumah.
  • Menyelesaikan segala jenis pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian,mencuci piring, memasak,dll sebelum jam 7, sehingga setelahnya bisa siap bermain dan belajar bersama anak, memberikan yang terbaik untuk anak
  •  A home team. We are “A” Home Team. Tim keluarga dengan kualitas “A”

Bu Septi mengibaratkan pendidikan anak-anaknya seperti “menu makan”. Ada menu sarapan, makan siang, dan makan malam. Menu makan siang adalah pendidikan di sekolah. Sedangkan menu sarapan dan makan malam adalah pendidikan di rumah. Anak-anak berkualitas akan lahir kalau makanan yang dikonsumsinya sehat dan bergizi seimbang. Setiap menu makan  (pagi,siang dan malam) mesti bergizi, tidak boleh ada salah satunya yang tidak bergizi. Kalau ternyata menu makan siangnya sudah tidak bergizi, maka melanjutkan sekolah formal bisa jadi harus mendapat pertimbangan serius. Anak-anak Bu Septi pernah mengajukan permintaan agar seluruh menu makan mereka “Ibu” yang memasaknya, karena mereka merasakan masakan ibu untuk sarapan dan makan malam selalu enak dan bergizi. Mereka menginginkan selalu bisa makan enak termasuk makan siangnya. Maka jadilah anak-anak Bu Septi homeschooler.

Bu Septi membuat tahapan untuk pendidikan anak-anaknya.


  • Tahapan pertama sebagai pondasi adalah IMAN, Jadi pelajaran pertama yang harus ditanamkan adalah Cinta Allah dan Rasul-Nya, melaksanakan kata Allah dan kata Rasul-Nya, bukan pelajaran membaca, menulis atau berhitung.
  • AKHLAK, dengan menceritakan kisah-kisah Rasulullah saw, meneladaninya dan mengamalkannya. Akhlak siapa yang anda rela masuk ke rumah anda? Maka bentuklah situasi dan kondisi yang anda rela dengan akhlak tersebut.
  • ADAB, tata cara disuatu tempat berbeda dengan tempat lain, maka kita harus mengetahuinya. Cara sopan tertentu di suatu tempat boleh jadi tidak sopan di tempat yang lain.
  • BICARA, Sepintar apapun kalau tidak dilatih untuk berbicara maka ‘nothing’, kepintarannya hanya untuk dirinya dan tidak akan bermanfaat buat orang banyak, karena dia tidak bisa mengungkapkan ilmu atau yang dia rasakan dengan baik.

Membuat VISSION BOARD adalah salah satu hal lain yang penting dalam memetakan mimpi, sehingga jelas apa yang mesti dikerjakan. Bu Septi telah memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Beliaulah yang  terlebih dahulu membuat vission board, mengajukan proposal kepada Allah, mengawalnya dengan doa, dan menentukan langkah-langkah pencapaiannya. Tanpa disuruh anak-anak beliau pun mengikuti membuat vission board, share the dream dengan mempresentasikannya and do the dream.

KURIKULUM IBU PROFESIONAL


  • Kelas off-line, pertemuan (kuliah) rutin 1 x seminggu. Adalah kegiatan berkumpulnya para ibu untuk saling sharing ilmu dengan mengacu kepada kurikulum ibu profesional.
  • Kuliah Umum kegiatan berkumpulnya para ibu untuk saling sharing ilmu dan pengalaman, dengan pembicara ahli didaerah setempat.
  • Workshop, adalah kegiatan berkumpulnya para ibu yang ingin memiliki keahlian, mendatangkan seorang ahli, untuk berbagi ilmu guna menambah wawasan tentang keahlian tersebut secara mendalam.
  • Family gathering, adalah kegiatan fun untuk mempererat ikatan keluarga dan menjalin silaturrahiim antar keluarga ibu profesional.
Seluruh peserta khusyuk mendengarkan penuturan Bu Septi, tak hendak kehilangan setiap hikmah yang keluar dari lisannya.  Tak satupun peserta yang kelihatan asyik mengobrol. Tak ada peserta yang gelisah dan hendak beranjak dari kursi ataupun keluar masuk ruangan.

Bu Septi menyampaikan materi dengan tutur kata nan lembut namun bertenaga dan penuh energi, tidak emosional dan tidak meledak-ledak. Memang beda kalau yang menyampaikan adalah praktisinya. Beliau menyampaikan sesuatu yang telah beliau amalkan. Auranya begitu menyinari peserta, bidikannya begitu mengena, tepat sasaran......dooor!!!! setiap peserta serasa kena tembak beneran (wah kena lagi.... kena lagi—dari jam 09.00 pagi sampai jam 16.00 sore kena teruuuss).

     Kuliah sesi pertama diakhiri dengan pembagian 23 bingkisan door prize. Bingkisan terbesar diperoleh oleh seorang peserta, bunda yang memiliki anak terbanyak yakni, 10 orang. (Selamat ya Bun,semoga hadiahnya berkah!! dan selamat meraup pahala sebanyak-banyaknya bersama anak-anak tercinta). Senyum kegembiraan terpancar dari seluruh peserta, dan senyum terlebar dikulum oleh para peserta yang beruntung mendapatkan door

prize.(^_^)

HOW TO BE A PROFESSIONAL TEACHER

     Setelah istirahat makan siang dan shalat zuhur, kuliah dilanjutkan dengan sesi kedua dengan tema “How to be a Professional Teacher” Di luar hujan mengguyur kota Payakumbuh, sehingga kesejukan tetap menyelimuti sore. Terbetik do’a di hati semoga Kuliah Perdana ini diliputi Rahmat serta Ridho Allah Ta’ala.

Ada tiga prinsip yang mesti dimiliki oleh seorang guru agar bisa menjadi profesional

1.  GANDANG ; jelas, menarik

2. GENDENG ; game, song, story

3. GENDANG

Sebelum memulai kegiatan dengan anak-anak, “Sepakat dulu yuuuk!”. Buat peraturan bersama untuk dipatuhi bersama juga.

Tujuan Pendidikan pada hakekatnya adalah :

1.   Menumbuhkan sikap INTELECTUAL CURRIOSITY anak; rasa ingin tahu yang tinggi. Seorang guru tidak boleh banyak menjelaskan, kecuali banyak menjawab pertanyaan anak. Anak yang mampu memberikan banyak pertanyaan biasanya juga mampu menjawab banyak pertanyaan.

2. Menumbuhkan CREATIVE IMAGINATION anak ; menciptakan suasana  agar anak bisa berfikir kreatif.

3. Menumbuhkan ART of DISCOVERY (Seni Menemukan)

4. Membentuk NOBLE ATTITUDE (Akhlak Mulia)

Keempat hal diatas bisa dijadikan format untuk membuat kurikulum. Jadi apapun nama kurikulumnya, mau berobah bagaimanapun, kalau kita memakai 4 acuan tersebut, maka kita tidak akan merasa bingung lagi,tinggal menjalankannya  saja.

Mengajar mungkin memang tidak mudah, akan tetapi bisa dibuat menyenangkan. Awalilah dengan berdoa. Mulailah dari yang mudah, kemudian secara bertahap bertambah tingkat kesulitannya. Success breeds cuccess.

Bangkitkan semangat anak dengan memberikan pemahaman tentang konsep dengan benar, tidak perlu terburu-buru memberikan jalan pintas.

Prinsip 1 lagi

  •  Satu soal lagi
  •  Satu halaman lagi
  •  Satu tema lagi
  •  Satu pengalaman lagi
  •  Satu tantangan lagi
  •  Dst.

Bu Septi menutup kuliahnya dengan memberikan beberapa mantra
  • Man shara ‘ala darbi washola (siapa yang berjalan menempuh suatu jalan maka akan sampai)
  • Man jadda wajada (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)
  • Man shabiro zafiro (Siapa yang sabar, akan memetik hasil)
Kuliah sesi kedua  ini juga diakhiri dengan pembagian 20 bingkisan door prize. Bingkisan terbesar diperoleh oleh peserta istimewa, seorang bunda yang angka umurnya paling besar, 58 tahun.

Peserta pulang dengan sebuah tekad, “Ingin menjadi ibu profesional as well as guru profesional. Panitia tentu saja pulang paling belakangan, membereskan segala sesuatu yang mesti dibereskan. Perasaaan lega memenuhi relung hati. Alhamdulillah acara terselenggara dengan sukses. Tugas-tugas selanjutnya menanti. Faiza faraghta fanshob. Wa ila  robbika farghob ; Maka apabila engkau telah selesai dengan suatu urusan tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (Q.S Al Insyiroh:7-8) .

Demikian reportase kuliah umum perdana IIP Pyk-LK, mohon maaf kalau ada yang luput dari perhatian hamba yang dhoif ini. (wallahua’lam bisshowaab). 

-------------------
Tanah Mati, 11 Mei 2013
Betty Arianti sang pembelajar

Comments

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING