MOMENTUM KECEWA

Rasa KECEWA timbul ketika kita telah mengerahkan seluruh energi, fikiran, moril, materil, jiwa dan raga untuk seseorang yang kita percayai, namun kita DIKHIANATI. Rasa kecewa juga muncul ketika kita mempunyai banyak harapan kepada seseorang yang kita cintai, akan tetapi harapan-harapan itu tidak pernah terwujud. Rasa kecewa tercipta ketika ada CINTA, Rasa cinta muncul ketika ada KEPERCAYAAN. Mana mungkin kita kecewa kepada seseorang yang kita bertemu di jalan, atau kepada orang yang kita tidak kenal. Jadi dia muncul ketika kita sering berinteraksi dengannya. 

            Rasa itulah yang kualami dengan saudari-saudariku, orang-orang yang kupercaya 100%, tak sumbing barang sedikitpun. Orang yang kusayangi dan kucintai sepenuh jiwa dan ragaku. Belum senang rasa hatiku kalau ia belum bisa menikmati apa yang sudah kunikmati, baik berupa hal yang berhubungan dengan materil seperti uang, pakaian, jilbab, sepatu, sendal, tas dll, maupun berupa non materil seperti pendidikan, pelatihan, sarana hidayah, buku-buku, majalah,  cerita, kisah, pengalaman orang lain, atau sekadar "gosip" ringan. Tak ada yang luput yang tak kubagi degan mereka. Bahkan aku rela tak kebagian asal mereka bisa menikmatinya.

          Itulah sebuah momentum kekecewaan yang mempunyai gaya impuls yang tinggi, sehingga mampu menghasilkan sebuah metamorfosis cita-cita. Ya, momentum itu membawa perubahan yang cukup berarti. Ia mampu merilis ulang cita-cita baru. Ia menghadirkan impian yang lebih cemerlang. Banyak ide-ide yang berhasil ditelurkannya, dan menetaskan puluhan artikel yang  kan menjadi bakal buku Insya Allah. Sebuah momen pembelajaran nan istimewa yang ditaqdirkan Allah terjadi padaku. Semoga aku bisa mengambil pelajaran yang positif dari kekecewaan tersebut. Terimakasih saudari-saudariku tercinta atas “kekecewaan” yang telah berhasil kalian torehkan dengan indah di lubuk hatiku.

Tanah Mati, 26 Maret 2012