WAKTU LUANG


"Kacau, sumpek, bete (bosan total),capeeek!" Demikian seorang ibu memulai ceracaunya ketika bertemu ibu-ibu lain disebuah warung saat berebut membeli sayuran. Mulutnya bersungut-sungut sementara hidungnya kembang kempis. Wajahnya menggambarkan kekesalan yang sungguh tidak dibuat-buat. " Bagaimana tidak", katanya melanjutkan, "semua dikerjakan sendiri. Mulai dari cucian yang menggunung, mana mencuci dengan cara manual lagi! piring-piring kotor yang menumpuk, rumah yang berantakan, anak-anak yang rewel, pakaian yang mesti disetrika., makanan yang mesti disiapkan. Semuanya harus dikerjakan dengan segera. Butuh perhatian dan energi ekstra, katanya menyudahi diiringi helaan nafas panjang.

 Barangkali potret diatas hanya sebuah perwakilan saja. Saya yakin banyak ibu-ibu lain yang merasakan hal serupa. Namun... para ibu sekalian, benarkah semuanya telah benar-benar kacau? Marilah kita sejenak melihat realitas yang begitu menyesakkan ini dari sudut pandang yang berbeda.
Mungkin ketika kita masih lajang, atau ketika anak demi anak belum hadir. Begitu banyak waktu yang tersedia untuk berbagai aktifitas yang kita lakukan. karena begitu luasnya waktu yang tersedia kita sering menunda sehingga jadwal yang sudah tersusun rapi jadi bergeser tidak jelas. Tatkala tenggang waktu tinggal sedikit barulah kocar-kocar mengerjakannya. Akan tetapi ketika si sulung, si tengah, si bungsu, si bontot, dan sikecil hadir, semuanya tentu berubah. Ada anak-anak yang memaksa kita untuk selalu berada didekatnya, bermain bersamanya, mengurus segala tetek bengek kebutuhannya. Waktu jadi demikian sempit, hari-hari jadi penuh dengan kerepotan. Jadwal yang telah biasa bergeser semakin tidak jelas juntrungannya.
Para ibu...Bukankah dengan demikian kita jadi lebih bisa menghargai dan mensyukuri nikmat waktu yang telah dilimpahkan Allah SWT?. waktu sedikit itu jadi sangat berharga untuk dimanfaatkan. Jatah tidur yang dulu sedemikian melimpah kini jadi barang yang sangat berharga yang harus disyukuri. Pekerjaan yang dulu sering tertunda kini menuntut untuk dikerjakan sesegera mungkin sebelum si kecil bangun. Walau semuanya tampak berat, namun kalau kita melihat dengan kacamata yang jernih, kan terasa betapa Allah sayang dengan kita. Itulah tarbiah langsung dariNya, agar kita bisa mendisiplinkan diri. Disipilin untuk mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu serta menghargai waktu yang ada. Berbahagialah dengan kondisi yang tengah kita hadapi, sebab sedikit saja waktu yang terluang, kita kan merasakan nikmat Allah SWT yang luar biasa. Lebih daripada itu Allah juga tak sia-sia. Dia telah menyediakan syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai bagi para ibu yang telah berjihad di rumahnya dengan penuh keikhlashan. Wallahua'lam.
Tanah Mati, 27 Mei 2011

Comments

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING