BAITI MADROSATI


BACKGROUND

Kita mengenal istilah HS/HE sejak Mei 2005, dan baru melaksanakannya secara "resmi" sejak Januari 2007, walaupun sebenarnya secara praktek kita sudah mulai semenjak si sulung lahir tahun 2002. Sempat juga tergoda untuk memasukkan si sulung ke TK formal, namun hanya bertahan selama lima bulan.
Godaan itu sebenarnya dipicu oleh aku sendiri, emaknya. Saya beralasan kepada ayahnya, bahwa barangkali ada hal-hal yang tidak bisa “kita” ajarkan kepada anak yang kan diperolehnya dari sekolah formal. Setelah berhari-hari beragumentasi, akhirnya ayahnya mundur satu langkah dan menyetujuinya, mungkin untuk memberi pembelajaran kepada saya dan memberi pengalaman kepada si sulung.
Dan benar saja, hampir setiap pagi terjadi “morning disaster”, teriakan agar segala sesuatunya dikerjakan dengan cepat dan buru-buru, agar tidak terlambat dan ayahnya juga tidak telat ke kantor. Si sulung yang matanya belum betul-betul melek mengerjakan segala sesuatunya dengan begitu lambat dan ogah-ogahan, sehingga seringkali mengundang emosi. 


 
Disekolah ternyata memang dia datang agak belakangan sehingga menimbulkan “something wrong” dengan mentalnya. Belum lagi pulangnya, karena saya tidak bisa menjemputnya, terpaksa dia harus naik mobil sekolah yang baru sampai dirumah jam tiga sore, karena harus mengantar yang lain dulu, padahal dia pulang jam sebelas siang. Pasti dia sangat lelah sekali sementara waktu makan siangnya juga sudah terlewat. Sekolahnya lumayan jauh karena saya memilih sekolah yang terbaik dan berkualitas–menurut saya. Padahal, menulis, membaca, belajar alqur’an dan lain-lain kamilah yang mengajarnya dirumah, dan terbukti dia lebih unggul daripada teman-temannya disekolah di bidang ini. Begitulah yang dilaporkan oleh walikelasnya.
Akhirnya setelah lima bulan saya menemui kepala sekolahnya untuk mengundurkan diri dan saya kemukakan bahwa si sulung akan melanjutkan “homeschool”. Saya lihat ada aura keraguan dan penuh pertanyaan dari kepsek tersebut. Dia sempat melontarkan pertanyaan,”Lai ka bisa tu?alah bapikiakan” saya menjawab dengan mantap, “InsyaAllah!’
Jadilah semenjak itu si sulung melanjutkan homeschool. Sementara pengetahuan tentang HS terus diperkaya dengan berburu buku-buku tentang HS serta browsing di internet. Dan yang sangat membantu sekali adalah ikut milis sekolah rumah yang telah dirintis oleh mbak Ines, pak Ar bu lala, de el el. Kami juga sudah menjadi member sejak awal tahun berdirinya tahun 2007. Walaupun barangkali kami termasuk member pasif, akan tetapi kami selalu memetik manfaat dari setiap topik yang dibahas, dan setiap tema yang diperbincangkan (terimakasih buanyak2 bapak-bapak dan ibu-ibu pelopor)
Ternyata praktisi-praktisi HS/HE bukanlah orang-orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang yang pintar (dan berpintar-pintar he he),berilmu pengetahuan, open minded, berkarakter dan care dengan masalah pendidikan dan kemajuan masa depan bangsa . Mereka adalah orang-orang yang sungguh luar biasa istimewa, termasuk kami tentu saja, (wow!)Betapa tidak, kami termasuk orang yang “ekstrim” –menantang arus, yaitu membiasakan apa yang belum biasa dilakukan orang biasa, terutama didaerah kami, belum ada teman sama sekali.
However, alhamdulillah sejauh ini kita sangat menikmatinya, dan anak-anak juga having fun saja. Ke PD an saya semakin bertambah juga setelah membaca bukunya Maria magdalena, dimana saya menilai mami Pandu itu PD nya diatas 200 %. Anak-anak juga semakin PD, siapapun yang bertanya tentang sekolah mereka, mereka kan menjawab tanpa ragu-ragu bahwa mereka Homeschooler. Mereka adalah Aisyah 8 tahun 3 bulan, setara kelas 3 SD, Fathimah 6 tahun 4 bulan setara kelas satu SD, dan Abdurrohiim 4 bulan.
We love them. Setiap orang pasti ingin memberikan yang terbaik untuk yang dicintainya. Kami menilai bahwa pilihan homeschool adalah yang terbaik untuk anak-anak kami, maka kami menjadi praktisinya.
Kami “terjerumus” dan memutuskan untuk memilih HS bukan karena putra-putri kami “Anak yang berkebutuhan khusus” seperti keterbelakangan mental, cacat fisik atau cacat moral. Alhamdulillah kami dikaruniai anak yang normal baik fisik maupun mental. Namun demikian bukankah pada hakekatnya setiap anak mempunyai kebutuhan yang khusus? Sesuai dengan teori multiple intelligentnya Gardner?
Lima tahun belakangan saya sudah berkecimpung aktif sebagai Penyelenggara dan Pendidik Anak Usia Dini. I fall in love and totally face it. Setelah saya mendalami berbagai teori yang berkaitan dengan PAUD dan mempraktekkannya langsung di lapangan saya menilai bahwa praktek homeschooling sangat singkron dengan PAUD, seperti memperhatikan dan menghargai hak-hak anak, tidak ada pemaksaan terhadap anak, termasuk dalam hal kurikulum sangat fleksibel, memperhatikan minat dan keinginan anak, menjadikan anak sebagai pembelajar sejati - long life learner, memperhatikan gaya belajar anak dan sebagainya.

LEGALITAS DAN DASAR HUKUM

Homeschool di Indonesia adalah legal dan mempunyai dasar hukum dan diakui pemerintah, Seperti yang termaktup dalam:
  1. Undang-undang dasar 1945 Pasal 31 “ bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan pengajaran”
  2. Undang-Undang pendidikan no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan mengenai 3 jalur pendidikan yang diakui pemerintah, yaitu jalur formal ( sekolah) non formal (kursus, pendidikan kesetaraan)dan informal (pendidikan oleh keluarga dan lingkungan). Walaupun tidak disebutkan secara jelas tentang homeschooling/sekolah rumah/home education, subtansi HS adalah pendidikan informal. Ketentuan mengenai pendidikan informal diatur dalam pasal 27 'bahwa
(1) kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
(2) hasil pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian dengan standar nasional pendidikan.


MANA YANG TERBAIK?

Sekolah formal dan Homeschool (informal) tidak bisa dibandingkan mana yang terbaik, karena memang sistemnya berbeda. Penilaian yang terbaik tergantung praktisinya masing-masing. Setiap sistem tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Tak ada sesuatu yang sempurna kecuali, God.

BELAJAR DENGAN MEDIA DAN SUMBER APA SAJA

  • Suatu hari ummi membeli karpet bewarna coklat dengan motif kotak-kotak kecil. Setelah karpet digelar, Aisyah dengan mata berbinar berseru,”Ummi, ini bisa untuk belajar perkalian.”Ya betul”kata ummi dengan gembira, karema Aisyah telah menemukan sendiri media belajarnya. Maka jadilah Aisyah belajar perkalian dengan media karpet!!!!
  • Kakak adik, Aisyah dan fathimah suka sekali mengumpulkan batu-batu kecil yang licin. Ayahnya sering bertanya, Untuk apa ini batu-batu dikumpulkan?”Biasanya mereka hanya diam saja karena takut dimarahi. Batu-batu itu mereka kumpulkan dan ditaruh di laci, di tas, di kantong plastik, di kotak tempat makanan mereka atau berserakan saja dilantai. Ayahnya yang well organize merasa sedikit kesal karena ‘nemu batu’ dimana-mana. Sementara si ummi memikirkan bagaimana batu-batu tersebut bisa menjadi media belajar. Dan benar saja batu-batu itu bisa untuk belajar “English and Math as well”
    • In English count the stones how many all together?
    • Count black stones
    • Count white stones
    • Count brown stones
    • Count big stones
    • Count smooth stones
    • How many are brown stones plus black stones ?
    • Big stones add white stones equal ……..
    • How many are smooth stone minus black stones?
    • Etc.
Selanjutnya batu-batu tersebut juga bisa sebagai media untuk belajar science such as, asal bebatuan, jenis-jenis batu, dimana batu bisa ditemukan, trus apa lagi ya?
Tak selang berapa lama batu-batu itu telah menjelma menjadi queen, princess yang cantik jelita, pangeran yang tampan, orang baik,orang jahat, dayang-dayang, singgasana yang megah, tempat tidur, meja, kursi,serta perabot-perabot lainnya. Batu-batu menjelma pula menjadi kuda, kapal dan alat transportasi. Ya! sekarang batu-batu itu sudah menjadi media untuk bermain seni peran,disana mereka bisa melatih bahasa dan mengembangkan imajinasinya hingga tak terbatas melewati ruang dan waktu yang luas.
  • Suatu pagi ketika sarapan dedek bertanya, Ummi teh ini terbuat dari apa?ummi hanya menjawab dengan sederhana, “dari daun teh” terus ayah menawarkan untuk melihat dan mencarinya dari internet, so dua hari dedek belajar tentang teh, mulai dari perkebunan teh, proses pembuatan/pengolahan teh, jenis-jenis teh,ect.
  • Setelah membaca novel serial lima sekawan yang berjudul “Rahasia logam ajaib” Aisyah belajar tentang ‘magnet’. Asal magnet,jenis;jenis magnet, cara membuat magnet dst.
Aisyah juga belajar tentang cara membuat resensi buku dan menuliskannya.
RESENSI BUKU adalah sebuah tulisan yang berisi tentang penilaianmu ttg sbh buku yang antara lain berisi:
PEMBUKA, memuat judul,pengarang,penerbit,dan th terbit.
BAHASAN, memuat kapan dan dimana sebagian cerita berlangsung,siapa tokoh;tokoh utamanya, dan apa pokok persoalan buku itu.
RINGKASAN ISI, menjelaskan tentang cerita atau ide utama buku itu namun kita tidak boleh merusak kenikmatan orang dalam membacanya dengan memberitahukan kejutan-kejutan dalam buku itu.
PENDAPAT PRIBADI, mengungkapkan hal-hal yang paling disukai dari buku itu,terus mengungkapkan kenapa buku itu sangat enak dibaca, memuat kutipan yang plg disukai dari buku itu, siapa yang pantas menikmati buku itu,
PENUTUP, menjelaskan kenapa buku itu baik dibaca orang lain,dan apa manfaatnya.
  • Setelah membaca sekitar 16 buah buku KKPK (kecil-kecil punya karya)dedek belajar menulis sinopsis cerita-ceritanya. Kalau menceritakan secara verbal sih alhamdulillah jauuuh lebih pintar dari aku emaknya, mereka berdua bisa bercerita secara runut dan terpola sambil tidak lupa menyebutkan nama-nama tokoh, dan lokasinya. Pokoknya kita sudah puas mendengarkan ceritanya saja tanpa membaca bukunya.
  • Suatu pagi ketika pulang dari marathon (lari pagi)Aisyah melihat tupai melompat dari pohon kelapa yang satu ke pohon yang lainnya. Kemudian dia berkata “Ummi aisyah tahu kenapa tupai kalau terjatuh ia tidak cedera.” “Kenapa? Tanya ummi. Aisyah menjelaskan,”tupai itu kalau terjatuh ia akan mendarat dengan sempurna dengan mengembangkan bulu-bulu ekornya. Wah ummi baru tahu nih. Ya !aisyah sudah keranjingan membaca, sering pengetahuannya melebihi aku emaknya.
  • Di pojok loteng sebuah bank (waktu itu aisyah ikut ayah ke bank) Aisyah melihat sarang laba-laba,terus dia berkata, Yah! Aisyah tahu kenapa laba-laba membuat sarang seperti jaring-jaring.” ‘kenapa?” tanya ayah. ‘ Itu untuk menangkap mangsa, sebagai bahan makanannya yah. Oooo, kata ayah. “Dari mana aisyah tahu yah, katanya lagi. “dari mana?” tanya ayah. “ Ya dari bukulah, kata Aisyah bangga.
  • Apapun topik yang dibahas pasti ada cerita yang kan mengalir sesudahnya,mulai dari cerita atap langit hatta cerita tahi kucing pun ada, namun yang unik dan menguntungkan adalah pasti ada pelajaran, ada ilmu pengetahuan dan hikmah yang diambil dari kisah dan cerita yang mereka baca. Alhamdulillah.Itulah ilmu tanpa batas, tanpa target kurikulum, tanpa beban PR yang menumpuk, belajar tanpa beban dan having fun, belajar dari keinginan mereka sendiri tanpa paksaan dan tanpa tekanan, dan insya allah jauh dari bullying.
  • Aisyah dan Fathimah juga suka main guru-guruan – kata mereka main guru-guruan, namun sejatinya mereka belajar beneran. Sering ummi yang dapat peran menjadi guru. Mata pelajarannya mereka yang menentukan, namun ummi yang memilih topik yang cocok untuk mereka. (pura-pura belajar di sekolah formal, gitu lho)
  • Sering juga Aisyah atau Fathimah yang berperan menjadi guru buat teman-teman sebaya mereka masing-masing. Mereka belajar atau mengajarkan teman-temannya membaca, menulis atau matematika. Atau hanya membacakan buku cerita untuk teman-temannya yang belum bisa membaca. Atau berkisah tentang nabi-nabi, para sahabat dan sahabiah.

BELAJAR DIMANA SAJA

Tempat belajar bisa dimana saja, tidak harus di tempat yang sama setiap hari atau di tempat khusus/tertentu.
- Di dapur, anak-anak bisa belajar Matematika,Sains,Bahasa Inggris, dengan bumbu-bumbu, bahan-bahan masakan, peralatan memasak, atau mereka hanya mengulang hafalan Qur'annya, sambil membantu ummi memasak.
Di kamar, di ruang tengah, dihalaman, dikebun, atau dalam perjalanan.

PELAJARAN TERENCANA DAN TERARAH
Anak-anak homeschooler memang belajar dimana saja,kapan saja,dengan siapa saja dan dengan sumber apa saja, akan tetapi bukan berarti pembelajaran tidak terencana dan tidak terarah sama sekali. Sebagaimana yang dikatakan oleh teori pendidikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya...
Begitu juga dengan keluarga kami bahwa pembelajaran yang kami lakukan bersama bukan “by accident” atau “hit and run”. Perencanaan dan arahan tetap harus ada sebagai guidelines,tapi kalau dalam prakteknya tidak sesuai dengan perencanaan karena hal-hal mendadak dan mendesak yang 'out of control'maka kami akan bertoleransi dengan itu.
Hal-hal yang penting menurut kami untuk direncanakan, diarahkan, diajarkan ,dibimbing dan dipraktekkan adalah:
* Keagamaan
  • Menjaga shalat diawal waktu
  • Bangun sebelum subuh untuk mendirikan shalat subuh
  • Membaca Alqur'an dengan baik dan benar (tartil)
  • Menghafal Alqur'an dan Hadist
  • mempelajari ilmu-ilmu agama
* Sembilan Pilar Karakter (akhlaq)ala Ratna Megawangi
  1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya (Love God and all His creation)
  2. Mandiri, disiplin dan bertanggung jawab (Responsibility, self dicipline, Self reliance)
  3. Jujur,amanah dan dan berkata bijak (Honesty,trustworthiness and tactful)
  4. Hormat dan santun (Respect and courtecy)
  5. Dermawan, suka menolong dan kerjasama (Love, caring, emphathy,charitable nature and teamwork)
  6. Percaya diri, kreatif dan pantang menyerah (Confident, creativity,recourcefullness, courage,determination and enthusiasm)
  7. Kepemimpinan dan keadilan (Justice, fearness, and Leaderhip)
  8. Baik dan rendah hati (Kindness, friendliness, Humanity and Modesty)
  9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan (Tolerance,Flexibility, Peacefulness, and unity)
  10. K4 (Kebersikan, Kerapian, Kesehatan, dan Kedamaian) Ceanliness,Tidiness,Health, and Safety)
Menurut kami sembilan pilar karakter tersebut sangat cocok dengan ajaran Alqur'an dan hadist, serta norma-norma adat dan norma-norma dalam masyarakat.

* Keterampilan Berbahasa, meliputi kegiatan mendengar,berbicara, membaca, dan menulis.
  1. Bahasa Ibu
  2. Bahasa Indonesia
  3. Bahasa Arab
  4. Bahasa Inggris
* Sains
* Matematika
    • Seni
    • Mencintai keindahan
    • Menyanyi
    • Menari
    • Melukis
    • bermain musik


KEUNTUNGAN HS/HE YANG KAMI RASAKAN

Rabbana hablana min azwaajina wazurriyyatina qurrata a’yun waja’alna lilmuttaqiina imaama.
Kalau dibandingkan dengan anak-anak orang kebanyakan (dikampung kita ini)_---membandingkan nih yee--- Alhamdulillah kita dikaruniai anak-anak yang patuh, penurut dan tidak “neko-neko”. Mereka tidak banyak jajan, or mereka tidak crazy about jajan “makanan-makanan sampah”, mereka bisa dikasih pengertian dan tidak ngotot agar kemauannya dikabulkan. Sehingga kita bisa berhemat dan uangnya ditabung untuk beli buku-buku, walau snack lain yang lebih baik dan bergizi tetap harus kita siapkan.
Mereka juga tidak terlalu susah disuruh untuk shalat, dan termasuk anak-anak yang rajin mengaji, bahkan Dedek saat ulang tahun keenam sudah lancar membaca Alqur’an. Biasanya tanpa disuruh ba'da magrib mereka langsung mengambil Alqur'an dan langsung tilawah baik disimak ataupun tidak. Mereka mau menghafal Alqur'an ,alhamdulillah untuk juz 'amma tinggal beberapa surat lagi. Mereka juga belajar menterjemahkan Alqur’an dan juga mau mendengarkan tafsirnya, serta sangat antusias untuk menuliskannya.
Aktifitas bangun pagi bukan untuk pergi sekolah tapi untuk sholat subuh. Ummi atau ayah berkata “get up! Get up ! pray Subuh instead of Bangun! Bangun sekolah ! Cepat nanti terlambat. Yang jelas terhindar dari morning disaster –kekacauan pagi hari—and bullying at home.
Mereka juga sangat ‘crazy’ dengan aktivitas membaca. Sudah puluhan bahkan ratusan buku yang mereka baca,tentu saja tanpa disuruh-suruh. Serta sudah mulai menulis karangan-karangan pendek.
Mereka mau untuk tidak main jauh-jauh, still under control. Subhanallah walhamdulillah.
Mereka belajar tidak terpaksa dan dipaksa, keinginan belajar telah tumbuh dari diri mereka sendiri.Rasa keingin tahuan mereka cukup tinggi. Untuk berbagai topik yang dibahas pertanyaannya sungguh bejibun, seakan tak kehabisan bahan untuk ditanyakan. Ya Rabb bantulah kami sehingga tak pernah mematikan kreatifitasnya.
Mereka sangat sayang dengan adiknya Abdurrohiim, yang masih baby, Mereka tidak kan marah walaupun sedang belajar diganggu adiknya. Kami melihatnya tak seperti anak sekolahan kebanyakan kalau diganggu adik manakala belajar, emosi akan meluap dan marah, karena biasanya mereka belajar dibawah tekanan dan beban. Betapa tidak PR yang bejibun itu harus selesai, kalau tidak guru akan marah dan ibupun akan mengomel,teori-teori harus dikuasai supaya bisa menjawab ujian, dapat nilai bagus, dan bisa jadi juara.
Dan yang lebih istimewa lagi mereka percaya untuk belajar dengan orang tua, ayah ummi mereka sendiri, dimana sebagian besar anak-anak tidak percaya dan tidak mau belajar dengan orang tua mereka sendiri. Seperti yang sering saya dengar dari keluhan ibu-ibu yang mengantarkan anaknya untuk mengikuti berbagai les mata pelajaran dengan saya. —Ya Rabb Ada syukur yang tidak terhingga.……..,karena dulu aku sekolah di keguruan, pernah kuliah di Fakultas MIPA jurusan matematika, pernah kuliah difakultas bahasa dan seni jurusan Bahasa Inggris, pernah belajar bahasa Jepang, pernah kuliah di Ma’had Almadaniy jurusan bahasa Arab, di Universitas Ibnu Sa'ud Saudi Arabia cabang Jakarta (LIPIA) nyambung bahasa Arab, pernah belajar tahsin dan tahfiz al Qur’an dengan ustadz dan ustadzah yang subhanallah, dan syaikh “native speaker “ yang bacaan Qur”annya bersanad, saya juga sering mengikuti pelatihan, trainning dan seminar tentang pendidikan, dan parenting dan saya juga curious untuk membaca dan membaca.Saya juga bisa,--walaupun tidak mahir—memasak, membuat kue,menjahit, merajut, merangkai bunga,dan sedikit berkebun. Ayahnya juga expert dalam bidang komputer dan sangat senang olah raga, lemah lembut, penyayang dan emosinya tidak meledak-ledak seperti saya. Saya sadar, saya bukanlah segalanya, dan saya bukan segala tahu, saya banyak kekurangan dan kelemahan, but I will do my best for my children.
Allah Ta’ala telah mendelegasikan lewat RasulNya Muhammad saw, agar mengajarkan dan memberikan pada anak 3 hal; yakni memberi nama yang baik, mengajarkan shalat dan mengajarkan Al qur’an. Hanya tiga hal, akan tetapi keluasannya mencakup langit dan bumi beserta isinya. Tersirat ma’na untuk mengajarkan ilmu duniawi dan ukhrawi. Sungguh merupakan tanggung jawab yang berat bagi orang tua sebenarnya. Dan Allah ta’ala juga tidak sia-sia. Dia telah meyediakan pahala dengan balasan berupa surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Tentu saja bagi yang melaksanakan dengan penuh keikhlasan dan berdasarkan ilmu, karena itulah dua syarat diterimanya amal. Nah! Bagi orang tua yang mendidik dan mengajar sendiri putra –putrinya dengan berbagai ilmu yang berguna dan bermanfaat, tentu balasan berupa pahala tersebut dia yang akan memperolehnya, BUKAN orang lain.


TENTANG KARAKTER

Suatu hari ketika pulang dari rumah nenek ada seseorang yang menebang pohon disebuah lahan di pinggir jalan. Fathimah berkata, Mi orang itu tidak bertanggung jawab ya, dia menebang pohon.” Oo’ orang itu mungkin akan memerlukan kayunya. Orang yang tidak bertanggung jawab adalah orang yang menebang pohon sembarangan di hutan, sehingga hutannya menjadi gundul, dan menyebabkan banjir dan tanah longsor, kata ummi menjelaskan.
Dalam perjalanan pulang dari payakumbuh ummi menyuruh fathimah membuang sampah/bekas botol minumannya yang sudah kosong. Namun fathimah menjawab “ tidak Mi, tidak boleh buang sampah sembarangan, nanti kita kebanjiran.” Oh iya ya , kata ummi malu “Ummi lupa.”
Ketika melihat pemandangan bagus, Aisyah berkata,”Masya Allah bagus sekali pemandangannya.” Ungkapan Ta’jubnya tidak melupakannya pada penciptanya.
Aisyah mengingatkan ummi ketika ummi menginjak rumput bunga kuning dihalaman. “Ummi, minta maaf dulu sama rumput, ummi sudah menginjaknya dengan honda.” Duh anakku perasaannya halus sekali. “Eh, iya ummi lupa” kata ummi.
Aisyah tidak sengaja menginjak kaki Fathimah, Aisyah buru-buru berkata, “Maaf dek, uni ga sengaja”. Fathimah tidak marah dan mau memaafkan.
Muhammad, sepupu Fathimah yang sebaya, sedang berusaha menulis huruf dengan bagus terus Fathimah bilang, “Wah pintar Muhammad, sudah berusaha, “ Padahal Fathimah tahu kalau tulisan Muhammad itu belum sebagus tulisannya sendiri, tapi fathimah terus memuji supaya Muhamad tetap semangat..
Mereka bisa menunjukkan rasa empati (ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain), seperti kalau saya berwajah murung, atau kalau meneteskan air mata dan menangis, mereka akan berebut bertanya, “Ummi lagi sedih ya, Kenapa Ummi?”. Atau kalau ada anak yang jatuh, dia akan bertanya, Ada yang sakit?” Atau kalau melihat pengemis,atau gembel atau sesuatu yang menyedihkan, dia akan bilang “ kasihan orang itu ya, Mi!”.


TENTANG SOSIALISASI

Banyak sekali orang yang meragukan tentang sosialisasi anak-anak Homeschooler. Kalau menyebut HS pasti rentetan pertanyaan yang selalu muncul adalah tentang sosialisasi. Banyak orang beranggapan bahwa sosialisasi hanya sah untuk teman-teman sebaya saja, padahal sosialisasi maknanya sangat luas. Mengutip ungkapan Sumardiono, praktisi HS bahwa sosialisasi mencakup sosialisasi harizontal dan sosialisasi vertikal. Sosialisasi harizontal adalah hubungan untuk teman sebaya, sedangkan sosialisasi vertikal untuk lintas umur--- tua, muda, kecil, besar, kaya miskin , pandai kurang pandai dst.
Pengalaman kami, sejauh ini anak-anak tidak mengalami masalah dalam sosialisasi. Dia bisa bergaul dengan siapa saja, dengan teman sebaya atau lintas umur dengan rasa enjoy dan fun, alhamdulillah.
Kebetulan tempat tinggal kami dekat sekali dengan sekolah. Siang hari kira-kira jam sekolah bubar, mereka kan bertanya, “Anak-anak sekolah sudah pulang atau belum mi?” Setelah minta izin biasanya mereka akan bermain dengan riang gembira bersama anak-anak “sekolahan” tersebut.
Sore hari ketika saya memberikan les kepada anak-anak “sekolahan” setela belajar bersama, mereka juga bisa bermain dengan mereka. Mereka kelihatan tidak canggung sama sekali, tetap masih bisa tertawa ceria dan bercengkrama dengan sungguh senangnya.
Mereka juga bermain dan berteman akrab dengan teman teman MDA yang saya adakan 3 x seminggu, untuk anak-anak “sekolahan” belajar dan praktek ilmu-ilmu agama. Sekali sebulan bersama dengan anak-anak MDA mereka mengadakan “Project”. Diantara kegiatannya adalah memasak bersama, jalan-jalan kesawah, ke sungai, fun bike, dan lain-lain. Tatkala magrib menjelang mereka pergi ke mesjid bersama ayah, dimana disana mereka juga bertemu teman-teman sebaya dan orang -orang lintas umur untuk mereka bisa berinteraksi.
Minggu kemaren ada acara parenting untuk ibu-ibu di mesjid Al Hidayah. Setelah pulang aisyah bercerita, “Mi, tadi kami bercakap-cakap sebentar dengan suami ibu Novi, pemateri tadi, beliau menanyakan tentang sekolah, dan tentang pelajaran qur’an kami .” Dan memang saya melihat dari jauh mereka “having conversation” Mereka berbicara dengan sopan,tanpa malu-malu dan penuh percaya diri.
Ketika bermain kerumah salah seorang temannya, Aisyah bercerita, “ Mi kami tadi “maota” pulo dengan mami yang punya warung dekat sekolah SD. “Apa yang dibicarakan ? tanya ummi. “banyaklah” jawab Aisyah.
Setidaknya sekali dalam sebulan mereka berkunjung dan bersilaturrahmi ke rumah nenek. Disana biasanya teman-temannya sudah menunggu di halaman rumah nenek, sambil memanggil-manggil Aisyah dan Fathimah untuk bermain bersama. Tak lama berselang mereka sudah asyik bermain, dan bercanda ria bersama.


KOMERSIL?

Sekarang jamak tumbuh bagai jamur,lembaga-lembaga yang telah mengkomersilkan HS. Menjadikannya peluang bisnis waralaba. Menawarkan keuntungan finansial yang berlipat ganda. Maka jadilah HS menjadi pendidikan yang berbiaya mahal.
Saya tidak setuju dengan hal tersebut diatas karena, menurut hemat saya pendidikan bukanlah subjek yang tepat untuk dikomersilkan. Marilah simak, apa-apa yang telah termaktup dalam Alqur'anul Kariim, Hadistus Syariif, Qaul Sahabat dan Qaul ulama berikut ini:
* Ayat Alqur'anul Kariim
  1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Telah Menciptakan, Tuhan yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Maha Mulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Yang mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.”(Q.S Al Alaq:1-5)
2.Dan katakanlah: “Ya Rabbi, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (Q.S Thaha:114)
3. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”(Q.S An Nahl:43)
4. Allah akan meninggikan orang-ornag yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu diantara kamu beberapa derajat (Q.S Al Mujadilah:11)
5.“Wahai orang-orang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka' (Q.S At tahrim:6)
Hadist Rasulullah saw
1.“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, nasrani atau majusi.”(HR Bukhari)
2.“ Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, berenang dan memanah, serta tidak memberinya makan kecuali dari yang halal”.(HR Al Hakim)
3.“ barang siapa mempunyai dua anak perempuan yang dipelihara dan dididik dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga (HR Bukhari)
4.“ Mengapa tidak kau ajarkan kepadanya (anakmu) menenun, sebagaimana ia telah diajarkan tulis baca?(HR Nasai)
5.Menuntut ilmu adalah fardhu bagi orang Islam laki-laki dan perempuan”(HR Ibnu Abdil Barr)
6.“barang siapa memudahkan langkanya menuntut ilmu, maka Allah akam memudahkan langkahnya masuk surga” (HR Muslim)
7“Tidurnya seorang alim lebih ditakui syetan daripada ibadahnya seribu 'abid (tanpa ilmu)(HR Tirmidzi)
8“apabila anak Adam meninggal , maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga: Shadaqah jariah,ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.'(HR Muslim)
9.Bukanlah dari golongan kami oarng yang tidak menyayangi yang lebih muda dan tidak menghormati yang lebih tua ( HR Tirmidzi)

* Qaul Sahabat
1. Ibnu Abbas ra. ' sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, maka setiap hewan melata akan memohonkan ampunan baginya, termasuk pula ikan paus dilautan.”
2.Saad bin Abi Waqqash” kami pernah mengajari anak kami sejarah perjuangan Rasulullah saw sebagsimana kami ajarkan Alqur'an kepada mereka.
3. Ali bin Abi Thalib ra “ Ajarilah anak-anakmu . Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu.”
Selanjutnya beliau berkata;
  • Ilmu adalah warisan para nabi sedangkan harta itu warisan Qarun, Syaddad, Fir'aun dan lainnya.
  • Ilmu akan menjagamu sedangkan harta engkau yang harus menjaganya.
  • Pemilik ilmu mempunyai banyak temana sedangkan pemilik harta mempunyai banyak musuh
  • Ilmu apabila diajarkan akan bertambah sedangkan harta apabila dibelanjakan akan berkurang.
  • Pemilik ilmu biasa dipanggil dengan sebutan mulia sedangkan pemilik harta bisa dipanggil dengan sebutan hina misalnya si bakhil.
  • Pemilik ilmu akan memberi syafaat di hari kiamat sedangkan pemilik harta akan menghadapi hisab
  • Ilmu jika disimpan tidak akan lapuk dan usang sedangkan harta jika disimpan akan menjadi lapuk dan usang.
  • Ilmu adalah cahya hati sedangkan harta akan mendatangkan kegelapan hati.
  • Pemilik ilmu mengaku sebagai hamba Allah sedangkan pemilik harta mengaku/diakui sebagai hartawan.

Qaul Ulama
  1. Imam As Syafi'i : barang siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmunya, barang siapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah dengan ilmunya. Dan barang siapa menginginkan keduanya maka hendaklah dengan ilmunya. (Al majmu' imam An Nawawi)
  2. Ibnu Khaldun berkata“ Sesungguhnyamengajarkan Alqur'an adalah azas dari semua pengajaran pada segala dasar-dasar pendidikan dimanapun, karena ia adalah syiar agama yang akan membawa kepada ketetapan aqidah dan kemantapan iman.
  3. Ibnu Sina menasihatkan agar memulakan pendidikan anak-anak dengan Alqur'an

Sebagian ada yang berdalih bahwa” sembari menyelam minum air”. Namun saya punya teori sendiri yakni “ Keikhlashan berbanding terbalik dengan finansial yang diterima. Artinya semakin tinggi finansial yang diterima kadar keikhlasan semakin berkurang, sebaliknya semakin minim finansial yang diterima kadar keikhlashan bisa semakin naik. Mau lihat bukti? Bandingkan saja (maaf, mungkin tidak semua) kinerja, dan semangat guru-guru yang sudah memperoleh sertifikasi dengan guru-guru PAUD yang bergaji jauh dibawah standar UMR atau guru-guru “mengaji” Alqur'an, yang sebagian malah tidak bergaji sama sekali. Siapa yang sering mengumpat dan mengeluh? Siapa yang sering merasa tidak cukup? Siapa yang sering merasa punya beban lebih banyak dan lebih berat?
Keikhlashan adalah perjanjian tidak tertulis antara guru dan murid. Keikhlasan bagai kabel listrik yang menghubungkan guru dan murid. Dengan kabel ini ilmu akan lancar mengucur. Sementara liran pahala yang deras terus melingkar para guru yang budiman danmurid yang khidmat. Niatnya hanya demi memberi kebaikan kepada alam raya seperti yang diamanatkan Tuhan. Hubungan tanpa motivasi imbal jasa, karena yakin Tuhan yang Maha Pembalas terhadap pengkhidmatan ini. Keikhlasan adalah sebuah Pakta Suci. (A Fuadi).
Itulah model Homeschooling yang kami sekeluarga coba terapkan. Gurunya ikhlas, muridnya ikhlas, orang tuanya ikhlas anaknya ikhlas. Tak berharap nilai, tak berharap rengking, tak berharap gaji, tak berharap sertifikasi, Tidak berharap apa-apa kecuali Ridha Allah semata terhadap apa yang mereka pelajari.


Tanah Mati, Des 2010

Comments

  1. Alhamdulillah tulisan sangat inspiratif, semoga tercatat sebagai amal yang diredhai oleh Allah swt. amin ya Rabb

    ReplyDelete
  2. Subhanallah... Maha suci Allah yang telah mempertemukan saya dengan tulisan yang sangat dahsyat ini, yang membangunkan saya dari kelalaian, kelemahan dan kebodohan yang selama ini saya perbuat dalam menjalankn profesi seorang ortu.smg mjd ilmu yg bmnfaat yg pahalany terus mnglir.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih,.. semoga bermanfaat

    ReplyDelete
  4. Subhanallah sekali tulisannya uni Ibet, sangat menginspirasi dan sarat makna. Trimakasih ut tlh berbagi pengalaman dan ilmunya.

    ReplyDelete
  5. Slam kenal un...kayaknya pernah ketemu kita di mahad almadaniy ya...minta no wa nya un..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING