JEJAK MATEMATIKA
Manut Guru
“Kamu mau melanjutkan kuliah dimana?” tanya Bu Sisfa ketika kami
berjalan beriringan di koridor kantor sekolah. Bu Sisfa adalah guru PSPB di SMA
dimana aku sekolah. “Saya mau ngambil Bahasa Inggris di IKIP,Bu”
jawabku. “Lho kenapa Bahasa Inggris?
Emang kamu jurusan apa?” “Saya biologi Bu”jawabku. “Kalau kamu jurusan
IPA sebaiknya kamu pilih jurusan IPA. Ngapain kamu sudah capek-capek
belajar IPA terus ngga bermanfaat ilmunya,” saran bu Sisfa panjang
lebar.
Aku sangat terpengaruh dengan saran Bu sisfa tersebut, padahal aku sudah
lama sekali menginginkan Bahasa Inggris. Aku suka pelajaran Bahasa Inggris. semenjak pertama kali belajar
Bahasa Inggris di SMP.Aku jadi bimbang, padahal terus terang aku tak begitu
suka dengan bu Sisfa karena nilai PSPB ku selalu biasa-biasa saja. Tak pernah kuberoleh
nilai lebih dari tujuh ditangan beliau.
b. Baby Sitter
Bimbingan tes dan bimbingan belajar belumlah populer bahkan belum ada
waktu itu. Tak ada yang membimbing dan mengarahkanku untuk memilih jurusan di
Pergururan Tinggi. Juga tak ada yang menanyakan sebenarnya keinginan dan passionku
apa. Jadilah aku mengambil formulir UMPTN dengan pilihan jurusan IPC. Aku
mengambil jurusan Matematika sebagai pilihan pertama, kemudian Biologi dan
Bahasa Inggris pilihan ketiga. Nun jauh dalam lubuk hati aku menginginkan lulus
di jurusan Bahasa Inggris. Aku terus berusaha dan berdoa untuk itu.
Penerimaan mahasiswa baru tanpa tes atau waktu itu dikenal dengan nama PMDK
telah diumumkan. Sepupuku,Azizah, Alhamdulillah lulus tanpa tes. Seluruh
keluarga besar merasa gembira dan bangga. Aku yang selalu bersama dengannya
sering dibanding-bandingkan siapa saja yang mengenal kami. Ibuku menaruh
harapan besar agar aku juga bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri sama
seperti sepupuku itu.
Aku dititip ibu berangkat ke Padang bersama Tek Ef yang tinggal di
Pesisir Selatan. Tek Ef punya mobil ‘cigak boruak’, mobil pick up yang
bagian belakangnya ditutup terpal. Beliau mengangkut beberapa karung padi dari
kampung. Waktu itu juga ikut bersama beliau Yeni, ponakannya yang seumuran
denganku. Kami dan anak-anak beliau duduk dibelakang diatas tumpukan padi.Dari
kampungku Payakumbuh ke Padang memakan waktu sekitar 4 jam.
Aku akan tinggal di Padang dan menginap di rumah paman, adik ibuku
sampai ujian UMPTN selesai. Sembari
mempersiapkan diri untuk UMPTN, aku juga diharapkan bisa membantu paman
mengasuh tiga orang adik sepupuku yang masih balita, sementara paman dan tante
bekerja.
Aku belajar keras agar bisa lulus UMPTN. Soal-soal UMPTN tahun-tahun
sebelumnya aku pinjam dan kumpulkan. Kata orang soal-soalnya sering berulang
dan kisi-kisinya tetap sama. Soal-soal jurusan IPA,IPS dan IPC dari tahun 1989
sampai tahun 1992 kubabat semua dengan tekun.
Pernah suatu kali Mak Imal,adik ibuku yang ikut tinggal bersama
paman merasa kasihan padaku karena selalu berkutat dengan soal-soal. Beliau
mengajakku refreshing dan jalan-jalan ke kampus impianku dengan sepeda
motor butut paman. Sayang, waktu itu hujan turun dengan deras sehingga jatah
waktu keluar tersebut menjadi berkurang. Syukurlah waktu masih tersisa untuk
mengitari seluruh kampus ketika hujan telah reda.
To be
continued……………………………………..
Comments
Post a Comment