TEGURAN
Kenapa tulisan ummi ngga dipublikasikan?” Tulisan ummi
kan banyak?(( ceile banyak? Ngga keles,…eh yang penting kan dah lebih dari dua,
itu artinya dah banyak, qi qi qi)). “Ummi malu,” jawab ummi. “Malu???” kata
anak-anak serempak. “Kan sayang ummi, tulisan ummi tidak bermanfaat buat orang
lain, blog ummi sepi pengunjung”, kata Aisyah. “ Iya ummi malu blog ummi jadul,
kurang menarik, belum dot com dibelakangnya.” kilah ummi. “Wah ummi minder ya,”
kata Fathimah menegur ummi lebih lanjut. “Mi ada teman kami yang punya tulisan
di blognya baru dua, baru dua mi,” kata mereka menguatkan, “tapi dengan sangat
PD dia memuat dan mempublikasikan tulisannya di semua sosmed.” Sang Ummi serasa
bukan ditegur tapi malah serasa
ditampar.
ditampar.
Anak-anak
baru saja mengajarkan ummi tentang percaya diri, tentang menebar kebaikan atau
bahasa agamanya da’wah. Ummi yang sudah tuir ini masih aja belum menemukan
konsep diri…Ah enggak kok, Ummi sejatinya adalah tipe konvensional,tidak pandai bergaya, kurang gaul dan kurang suka publikasi. Takut kalau terselip rasa
ujub dan pamer. Akan tetapi kata ustadz mengerjakan sesuatu karena ria atau malah
meninggalkan sesuatu karena takut ria adalah juga ria lho, so sama aja kan?
Baiklah
anak-anak! Bismillah...ummi akan publikasi,... here I am coming!!! Ummi berharap bisa berbagi manfaat, menabur hikmah serta merajut ukhuwah meski dalam
segala kedhoifan diri. Menulis dan berkarya, seyogyanya senantiasa jari jemari terus bergerak, karena kita tak pernah tau dari kata-kata yang mana hidayah kan menyapa khalayak. Moga jauh dari ujub, sombong, ria atau pamer. Berharap
pembaca bisa menjadi guru tuk meluruskan yang bengkok, mengkritik yang salah,
membetulkan kekeliruan,dan mengingat yang terlupakan. So kunjungi blog ummi ni
ya (Klik Di Sini). Blog ini berisi seputar pengalaman ummi sebagai pembelajar dirumah, disekolah dan masyarakat, berikut proses bermain
dan belajar anak-anak ummi yang seru-seru!!!
Awal Januari 2015
Comments
Post a Comment