CATATAN HATI SEORANG GURU
Katakanlah,
"Wahai Tuhan yang mempunyai kekuasaan Engkau berikan kekuasaan kepada
siapa yang Engkau Kehendaki, Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan engkau hinakan siapa
yang engkau kehendaki> Ditangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau maha Kuasa atas segala sesuatu.
Engkau masukkan malam kedalam siang dan Engkau masukkan siang kedalam malam.
Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan engkau keluarkan yang mati dari
yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab. (QS
Ali Imran:26-27)
Ya Allah sesungguhnya Engkau
mengetahui bahwa hati-hati ini berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa
dalam taat pada-Mu, telah bersatu dalam da'wah pada-Mu, telah berpadu dalam
membela syariat-Mu. Teguhkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati tersebut dengan cahaya-Mu yang
tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan iman
kepada-Mu dan indahnya bertawakal pada-Mu. Hidupkanlah hati ini dengan ma'rifat
pada-Mu. Matikanlah ia dalam syahid di jalan-Mu. Engkaulah sebaik-baik
Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Ya Allah, kabulkanlah. Dan
sampaikanlah shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammada saw, kepada
keluarga, para sahabatnya, dan juga sampaikanlah salam.
Boleh jadi kamu mencintai sesuatu tapi
itu buruk untukmu. Boleh jadi kamu membenci sesuatu tapi itu baik bagimu.
PROLOG
Semenjak kecil, aku telah bercita-cita
menjadi seorang guru/dosen,
aku tidak pernah berobah fikiran untuk memilih profesi lain bahkan sampai usia
remaja, dan sampai aku tamat SMA. Oleh karena itu aku memilih IKIP (Institut
Keguruan dan Ilmu Pengetahuan) untuk melanjutkan studyku. Aku sudah mulai
menjadi pengajar dan pendidik semenjak duduk di bangku SMA, artinya sampai
sekarang aku sudah berkecimpung didunia pendidikan selama lebih kurang 21
tahun. Mengajar sudah menjadi nyanyian merdu kehidupanku, tidak peduli walau
sampai sekarang aku masih menjadi tenaga honorer. Jangan pernah ditanya
penghasilanku, karena gajiku sangat jauh dibawah UMR (Upah Minimum Regional)
yang ditetapkan pemerintah. Aku tak pernah peduli dengan gaji itu, aku hampir
tidak pernah memikirkan dan menghitung-hitungnya. Bukan karena aku kaya, bukan
karena suamiku banyak uang, bukan karena orang tuaku orang berada, bukan! sama
sekali bukan! Kami tergolong keluarga sederhana, keuangan kami hanya pas-pasan,
dapat pagi habis petang, begitulah, namun ketika murid yang kuajar mengerti,
dan paham dengan apa yang kuajarkan, mereka meraih prestasi, mereka berhasil,
maka itulah kesenangan dan kebahagiaanku yang tiada tara yang tak bisa dibeli
dengan harga berapapun. Rasanya gajiku sudah terbayar lunas tatkala peserta
didikku mengerti dan paham dengan pelajaran yang kuberikan.
Karirku mengajar mulai dari tingkat
Perguruan Tinggi, SMA,SMP, dan SD sampai tingkat pra sekolah. Sepertinya
kesenanganku adalah mengumpulkan orang-orang, mencari murid dan mengajaknya
untuk belajar, walau yang kupunya suangaaaat sedikiiiiiit sekali tapi hasratku
untuk berbagi dari yang sedikit itu selalu menggebu, aku ingin beroleh manfaat,
aku ingin menjadi seperti yang dikatakan Rasulullah saw, "yang terbaik
diantara kamu adalah yang banyak memberikan manfaat untuk orang lain".
Kapanpun itu, dari dulu-semenjak SMA sampai sekarang, dimanapun aku
tinggal-dari kampung sampai ke kota, dari kota ke kota sampai ke kampung lagi,
aku selalu mencari dan mengumpulkan murid, mulai dari Tanjung, kampungku, Dangung-dangung,
di Padang tempatku kuliah. Di Padang ini juga di berbagai lokasi, berbagai
tempat kursus, berbagai sekolah, berbagai rumah untuk les privat. Mulai dari
belajar mengaji, tahsin, tahfiz, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan Matematika.
Di Jakarta, di jl Buncit Raya Mampang, rumah kontrakanku yang mungil penuh
sesak oleh anak-anak sekitar yang belajar, mereka duduk bersusun-susun supaya
muat.Ada tiga kelompok, prasekolah, SD, dan SMP. Setiap hari disela kesibukanku
kuliah di LIPIA, Ma'had Alhikmah dan mengurus
rumah tangga. Di Bekasi dua kali pindah kontrakan. Hobiku tetap sama, ngumpulin
orang. Dengan sepeda butut yang kubeli second handed, aku berkeliling 3
kompleks perumahan ngumpulin orang-orang yang terdiri dari anak-anak, remaja,
dan ibu-ibu yang kira-kira mau diajak belajar bersama. Aku tak peduli umurnya
berapa, lintas umur pokoknya! mulai dari usia 3 tahun sampai 80 tahunpun ada,
yang penting mau belajar itu saja syaratnya. (Ahli juga aku mencari dan
mengumpulkan murid ya, dimana-mana selalu ngupulin orang-orang. Makanya kalau
bikin sekolah jangan ninggalin aku, sudah terbukti lho kafa'ahku di bidang
ini,.. Ya, terang aja orang mau sering gratis daripada bayar siapa yang gak
mau...ya nggak).
(to be continued)
Comments
Post a Comment